ANAK-anak selalu menjadi korban paling banyak dalam setiap peperangan. Dengan kondisi global yang kini diwarnai berbagai konflik, entah itu di Timur Tengah, Afrika mapun negara lainnya sangat wajar menimbulkan banyak korban jiwa. Belum lagi dengan ancaman bencana alam, kemiskinan dan wabah penyakit. Dapat dipastikan anak-anak tak berdosa akan menjadi korban terbesar.
Badan Perlindungan Anak PBB (UNICEF) memperkirakan 6,3 juta anak di bawah usia 15 tahun meninggal telah tahun lalu, di seluruh dunia. Padahal UNICEF yakin sebagian besar dari penyebab kematian belasan juta anak ini dapat dicegah.
BACA JUGA: Anak-Anak Etnis Muslim Cina Tak Luput dari Incaran Pemerintah Komunis
Melihat jumlah yang ada, berarti satu anak berusia di bawah 15 tahun meninggal dunia setiap lima detik pada tahun 2017 lalu. UNICEF tak sendirian merilis laporan ini, namun ditambah dengan rincian laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Divisi Kependudukan PBB dan Bank Dunia.
“Sebagian besar kematian ini – 5,4 juta – adalah balita, dengan bayi baru lahir menyumbang sekitar setengah dari kematian,” kata pernyataan itu.
“Tanpa tindakan segera, 56 juta anak balita akan meninggal dari sekarang sampai 2030 – setengah dari mereka bayi yang baru lahir,” kata Direktur Data dan Kebijakan UNICEF, Laurence Chandy.
“Kami telah membuat kemajuan luar biasa untuk menyelamatkan anak-anak sejak 1990, tetapi jutaan orang masih sekarat karena siapa mereka dan di mana mereka dilahirkan. Dengan solusi sederhana seperti obat-obatan, air bersih, listrik dan vaksin, kita mungkin bisa mengubah keadaan ini untuk setiap anak,” tambah Chandy.
Menurut pernyataan itu, 50 persen dari semua kematian balita terjadi di Afrika sub-Sahara dan 30 persen lainnya di Asia Selatan pada 2017.
“Lebih banyak anak Afrika tewas akibat dampak tak langsung konflik bersenjata di Benua Afrika ketimbang pertempuran sesungguhnya,” menurut studi baru oleh Stanford University.
Para peneliti dari Stanford menemukan bahwa sebanyak 3,1 juta sampai 3,5 juta bayi yang dilahirkan dalam jarak 48 kilometer dari konflik bersenjata meninggal dari 1995-2015 sebagai akibat tak langsung konflik bersenjata.
Dalam priode 20 tahun, jumlah kematian bayi yang berkaitan dengan konflik bersenjata lebih dari tiga-kali lipat kematian langsung akibat pertempuran yang berkecamuk di Benua Afrika, kata mereka di dalam studi yang diterbitkan di jurnal The Lancet.
“Di sub-Sahara Afrika, 1 dari 13 anak meninggal sebelum ulang tahun kelima mereka,” kata pernyataan itu.
BACA JUGA: Hanya Makan Daun, Begini Kondisi Anak-Anak Yaman
“Sebagian besar anak di bawah 5 tahun meninggal karena penyebab yang dapat dicegah atau diobati seperti komplikasi selama kelahiran, pneumonia, diare, sepsis neonatal dan malaria,” tambahnya.
Di seluruh dunia, lebih sedikit anak-anak meninggal setiap tahun, kata pernyataan itu. Ia mencatat bahwa jumlah anak-anak yang meninggal di bawah 5 tahun secara global turun drastis dari 12,6 juta pada tahun 1990 menjadi 5,4 juta pada tahun 2017, sementara jumlah kematian pada anak-anak antara 5 dan 14 tahun turun dari 1,7 juta menjadi di bawah satu juta pada periode yang sama. []
SUMBER: WORLDBULLETIN | XINHUA