TIDAK seperti globe, planet Bumi yang sebenarnya tidak bulat sempurna dan tidak berputar dengan mulus. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa poros Bumi sebenarnya mengalami pergeseran dan bergetar. Pengukuran selama abad ke-20 menunjukkan bahwa poros Bumi bergeser sekitar 4 inci (10 cm) per tahun. Berarti selama satu abad, pergeseran itu lebih dari 11 yard (10 meter).
Barulah pada Rabu (19/9/2018) pekan lalu, para ilmuwan NASA mengumumkan bahwa mereka telah menggunakan data berbasis pengamatan dan model abad ke-20 untuk mengidentifikasi tiga penyebab utama yang bertanggung jawab atas penyimpangan ini.
BACA JUGA:
Pertama, hilangnya massa bumi lantaran es mencair (kebanyakan di Greenland). Kedua, peningkatan massa tanah yang tertekan oleh beban berat dari es selama periode glasial terakhir, melalui proses yang dikenal sebagai depresi isostatic (post-rebound glasial), dan ketiga karena adanya gerakan lambat materi batuan di mantel bumi, sehingga menyebabkan arus yang membawa panas dari dalam planet ke permukaannya (proses ketiga ini disebut konveksi mantel).
Para ilmuwan menyebut pergerakan poros putar Bumi sebagai gerak kutubnya. Surendra Adhikari dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California adalah penulis pertama yang menjelaskan penyebab pergeseran kutub ini. Dia menulis:
“Penjelasan sederhana pergeseran kutub yaitu suatu proses akibat rebound glasial yang bertanggung jawab atas pergerakan putaran sumbu Bumi. Namun baru-baru ini, banyak peneliti berspekulasi bahwa proses lain bisa memiliki efek besar pada pergeseran kutub. Kami mengumpulkan model untuk serangkaian proses yang dianggap penting untuk menggerakkan gerakan sumbu putar. Kami mengidentifikasi tidak hanya satu tetapi tiga set proses yang sangat penting dan mencairnya lapisan es abadi (terutama Greenland) selama abad ke-20 menjadi penyebab lainnya.”
Sedangkan tim dari Adhikari mengatakan:
“Secara umum, redistribusi massa di dalam Bumi – seperti perubahan tanah, lapisan es, lautan, dan aliran mantel – telah memengaruhi rotasi planet. Ketika suhu global meningkat sepanjang abad ke-20, massa es Greenland menurun. Faktanya, total sekitar 7.500 gigaton – berat lebih dari 20 juta Empire State Buildings – es Greenland mencair ke laut selama periode ini. Hal ini menjadikan Greenland salah satu penyumbang terbesar dari massa yang ditransfer ke lautan, menyebabkan permukaan laut naik dan, akibatnya poros putaran Bumi bergeser.”
Sementara itu pencairan es terjadi di tempat lain (seperti Antartika). Namun Greenland tetap menjadi penyumbang yang lebih signifikan terhadap gerakan kutub.
Penelitian sebelumnya mengidentifikasi rebound glasial sebagai kontributor utama untuk gerakan kutub jangka panjang. Dalam studi baru, yang sangat bergantung pada analisis statistik dari rebound tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa rebound glasial kemungkinan bertanggung jawab hanya sekitar sepertiga dari pergeseran kutub di abad ke-20.
Para ilmuwan berpikir bahwa penyebab utama pergeseran poros rotasi Bumi disebabkan oleh pengangkatan daratan karena es yang ada sejak zaman es terakhir telah mencair akibat pemanasan global yang kian meningkat. []
SUMBER: EARTHSKY