Awal mulanya Rizal berkeinginan untuk berjualan kue keliling setelah ia kehilangan tas berisi Al-Qur’an yang ditinggalnya di mushala selepas mengaji.
Padahal Rizal sedang berusaha menghafal Al-Qur’an karena ingin menjadi seorang tahfidz.
Sejak saat itu, Rizal yang baru kelas dua SD bersikeras untuk berjualan kue keliling agar bisa membeli tas sekolah dan Al-Qur’an baru.
“Niatnya mau menabung beli tas dan Al-Qur’an. Sekarang ia sudah mampu menghafal dua juz dan tujuh surat Al-Quran,” kata Johansyah, ayah dari Rizal.
Setelah kurang lebih empat tahun berjualan kue keliling di daerah Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Rizal yang sekarang kelas enam SD, sudah bisa membeli sepeda sendiri seharga Rp. 700.000 yang digunakannya untuk berangkat dan pulang sekolah.
Salah satu dari konsekuensinya untuk bisa tetap berjualan adalah mempertahankan nilai-nilai sekolahnya di angka 80. Hal ini juga bukan tanpa perjuangan, Ibunya sempat melarang Rizal berjualan karena sewaktu kelas tiga SD Rizal sempat mendapat nilai di bawah 80.
Namun, Rizal bersikeras untuk tetap berjualan dan berjanji akan memperbaiki nilainya. Rizalpun kembali berjualan dan nilainya kembali naik ke angka 80. []
sumber: dailymuslim