TANYA: Orang-orang mengatakan rezeki kita sudah ditakdirkan. Pertanyaannya, bagaimana jika si A bekerja sangat keras tetapi si B berleha-leha. Bukankah tidak adil jika si B mendapat lebih banyak rezeki hanya karena telah ditakdirkan, sedangkan si A tetap mendapat sedikit rezeki meskipun telah bekerja keras?
JAWAB: Soal kerja keras, ada hukum universal yang mengatakan “Anda akan menuai atas apa yang Anda tanam.” Anda juga mungkin pernah mendengar tentang apa yang orang sebut sebagai “hukum karma.”
Apa yang mereka maksud, sebenarnya adalah beberapa hukum universal dan fenomena alam yang didasarkan pada sebab-akibat.
BACA JUGA: Karena Menolong Teman, Rezeki pun Aman
Ibarat hukum gravitasi. Allah telah membuat semua makhluk di bumi akan terkena gravitasi, demikian juga dengan “hukum pertanian” dalam dampak, penerapan dan hasilnya.
Hukum ini mengatakan bahwa seorang petani harus bekerja keras dengan tekun, disiplin dan kesabaran yang konsisten, selama periode waktu yang disyaratkan, untuk melihat hasil kerjanya (secara harfiah).
Tidak ada jalan pintas. Tanaman dan pepohonan akan membutuhkan waktu tertentu untuk tumbuh menjadi buah yang sempurna, begitu petani telah melakukan upaya pembinaan.
Tidak ada kekuatan, teknologi, mesin, atau kekuatan lain di bumi dapat membuat tumbuh-tumbuhan berbuah sebelum waktu yang telah ditakdirkan oleh Allah:
“… Karena semuanya ada waktu yang ditentukan.” (QS. Ar-Ra’d :38)
Hukum yang sama berlaku untuk kerja keras yang jujur dan tulus yang dilakukan manusia.
Kerja keras untuk melakukan sesuatu yang baik selalu menghasilkan hasil positif, baik yang nyata maupun tidak nyata.
BACA JUGA: Rezeki Lancar, Lakukan 2 Langkah Ini
Allah tidak akan menyia-nyiakan sedikit pun usaha tulus yang dilakukan oleh siapa pun -Muslim atau bukan- yang bekerja keras untuk sesuatu.
Allah akan selalu memberikan kompensasi kepada orang yang melakukan kebaikan atau orang yang berusaha keras, dengan sesuatu yang baik sebagai balasannya.
Bahkan mereka yang tidak beriman pun, akan dihargai untuk semua perbuatan baik mereka, dalam kehidupan dunia ini.
Jadi, jika Anda menganggap si B berleha-leha namun mendapatkan rezeki lebih banyak daripada si A yang bekerja sangat keras, mungkin hanya berlaku secara zahir (dalam angka) dan bukan dalam pahala.
Artinya, si B mungkin mendapatkan lebih banyak uang atau aset lain tanpa harus melakukan banyak hal (misalnya melalui warisan, atau menang undian). Namun dalam hal mendapatkan kelebihan-kelebihan lain yang tidak terlihat (secara batiniah), tentu si A yang bekerja keras akan mendapatkan lebih banyak. Misalnya kedamaian batin , cinta, kehormatan, ketenangan jiwa, rasa hormat, martabat, reputasi yang baik, dan kebahagiaan.
Untuk itu Anda harus sangat berhati-hati dalam memperdebatkan takdir. Pasalnya Nabi Muhammad SAW pernah memperingatkan umat Islam agar tidak terlalu berdebat mengenai topik ini.
Muslim tunduk pada ketetapan Allah Yang Maha Kuasa dan percaya bahwa tidak peduli betapa tidak adil atau tidak pantasnya sesuatu bagi kita, karena pasti ada kebaikan yang lebih besar dan tak terduga di dalamnya. Wallahualam. []
SUMBER: ABOUTISLAM