MAROKO—Rabiaa al-Rumaili rela menggendong putranya yang cacat yang kini telah berusia 13 tahun. Al-Rumaili menggendong anaknya berangkat ke sekolah sehingga ia dapat melanjutkan pendidikannya dan mencapai impiannya untuk menjadi orang yang berhasil.
“Anak saya didiagnosa menderita meningitis ketika dia berusia sembilan tahun dan dokter harus mengamputasi kaki, tangan kanan dan 3 jari tangan kirinya, sehingga penyakit itu tidak akan menyebar ke seluruh tubuhnya,” ungkap al-Rumaili. Al-Rumaili menambahkan bahwa operasi tersebut telah membuat anaknya lumpuh, sehingga menghalanginya untuk pergi ke sekolah dan bergabung dengan teman-teman sebayanya.
BACA JUGA: Dimana Cintaku untuk Ibu?
Al-Rumaili ingat dengan rasa sakit yang pernah menimpa dirinya. Ia tak tega melihat putranya menjadi cacat pada usia yang masih sangat muda.
Al-Rumaili tidak menyerah pada kenyataan tersebut dan beradaptasi dengan harapan putranya bisa terus melanjutkan pendidikannya.
Al-Rumaili ingin membesarkan putranya seperti orang-orang seusianya meski harus digendong ke sekolah untuk memberinya harapan masa depan yang cerah.
“Saya tidak akan pernah merasa lelah menggendong anak saya setiap hari demi kehidupannya yang lebih baik. Saya akan menjadi kaki dan lengannya selama jantung saya berdetak,” ungkap Al Rumaili.
BACA JUGA: Bersiap Menjadi Ibu
Meskipun kesehatan Al-Rumaili rapuh dan kondisi ekonominya yang sulit, ia bersikeras bahwa semua ini tidak akan mencegahnya mengorbankan segalanya demi putranya. []
SUMBER: ALARABIYA