JAKARTA— Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, korban tewas akibat gempa 7,4 skala Richter yang disertai tsunami di Sulawesi tenggara, akan segera dimakamkan. Tindakan itu diambil atas pertimbangan kesehatan.
“Segera dimakamkan. Hari ini jenazah banyak yang dimakamkan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad (30/2018).
Hal ini bersesuaian dengan hasil rapat koordinasi Menko Polhukam, Kapolda Sulawesi Tengah, Mendagri, Gubernur Sulawesi Tengah, dan BNPD Sulawesi Tengah.
BACA JUGA: BNPB: Korban Meninggal pada Gempa di Palu dan Donggala Mecapai 832 Jiwa
Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto menekankan agar segera melakukan pemakaman terhadap korban meninggal secara layak setelah diketahui identitasnya melalui DVI, face recognition, dan sidik jari.
Hingga Ahad (30/9/2018) siang, total korban tewas mencapai 832 orang dengan rincian sebanyak 821 orang berasal dari Palu, sementara 11 orang lainnya berasal dari Donggala.
“Diperkirakan akan terus bertambah, melihat kondisi yang ada di sana masih banyak jenazah yang belum teridentifikasi. Korban yang terkena reruntuhan juga masih banyak. Itulah yang menyebabkan jumlah korban akan terus bertambah,” ujar Sutopo.
Pencarian para korban oleh BNPB difokuskan di empat titik yakni Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Motong.
Sementara di kota Palu sendiri pencarian dilakukan di enam titik yakni Hotel Roa-Roa, Mall Ramayana, Restoran Dunia Baru, Pantai Talise, Perumahan Balaroa, dan puing-puing bangunan hancur.
Tim Basarnas dan tim SAR gabungan memperkirakan ada 50 hingga 60 orang tertimbun di hotel Roa-Roa.
BACA JUGA: 44 Orang Relawan LAZ Anggota FOZ Diterjunkan ke Lokasi Gempa Sulteng
Menurut Sutopo, pencarian korban hingga kini masih terkendala pedaman listrik dan keterbatasan alat berat.
“Ada banyak kendala, listrik padam hingga alat berat masih terbatas sehingga kita kerahkan meski jumlahnya tidak mencukupi,” jelas Sutopo. []
SUMBER: CNN