JAKARTA—Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho angkat bicara soal insiden tsunami dan gempa bumi yang terjadi di Palu dan Donggala pada Jum’at (28/09/2018) kemarin.
Sutopo mengungkapkan, Indonesia butuh alat deteksi tsunami atau BUOY Tsunami Early Warning System (TEWS) hal tersebut karena Indonesia adalah bagian dari wilayah rawan tsunami.
BACA JUGA: Waketum MUI Imbau Masyarakat Indonesia Gotong Royong Bantu Korban Donggala dan Palu
“Kalau menurut saya memerlukan, sangat memerlukan. Wilayah Indonesia itu rawan tsunami. T sunami sering terjadi dan menimbulkan banyak korban,” kata Sutopo, pada Ahad (30/9/2018) kemarin.
Hingga kini, pemerintah belum memfasilitasi alat tersebut. Ada beberapa hal kata dia yang jadi hambatan. Salah satunya yaitu terkait pendanaan.
“Kalau kita melihat ya, pendanaan apalagi turun setiap tahun. Dulu sempat hampir mendekati Rp 2 triliun tahun. Nah ini jadi kendala, di satu sisi ancaman bencana meningkat masyarakat yang terpapar teresiko semakin meningkat kejadian bencana meningkat,” ujarnya.
Sutopo menjelaskan, sampai saat ini anggaran penanggulangan becana setiap tahun di BNPB menurun. Sehingga ini berpengaruh dengan upaya navigasi kepada masyarakat.
BACA JUGA: BNPB Siapkan Dana Darurat 560 Miliar untuk Bantuan Gempa Palu
“Bagaimana kita bersosialisasi. Bagaiamana melakukan pengurangan resiko bencana. Memasang perinyatan dini dan menjadi terbatas karena anggarannya memang terus berkurang,” tandasnya. []
SUMBER: LIPUTAN6