USAI menumbangkan Conor McGregor pada di atas oktagon T-Stadion, Las Vegas, Ahad (7/10/2018) lalu, Khabib Nurmagomedov mencatatkan rekor tak terkalahkan dalam 27 laga di ajang mixed martial art.
Tak hanya itu, pertandingan melawan McGregor tersebut membuat publik ‘melirik’ sosok muslim yang punya kemampuan gulat tersebut.
Khabib Nurmagomedov diketahui sebagai muslim pertama yang menjuarai kelas ringan UFC. Dia dikenal sebagai sosok yang taat menjalankan ajaran Islam.
Insiden yang terjadi usai kemenangannya di laga terakhir melawan McGregor juga tak lepas dari prinsip yang dianutnya. Khabib terlibat penyerangan terhadpa lawannya itu usai bertanding, karena McGregor dianggap melakukan tindakan rasis. Dia menyebut manajer Khabib sebagai teroris.
“Saya minta maaf kepada komisi atletik [Nevada], minta maaf ke Las Vegas. Ini bukan sisi terbaik saya. Saya hanya manusia biasa dan saya tidak mengerti kenapa orang-orang hanya berbicara mengenai saya melompati pagar (dan menyerang),” ujar Khabib dalam konferensi pers usai insiden penyerangan tersebut.
BACA JUGA: Tumbangkan McGregor, Khabib Dipuji Vladimir Putin
Insiden ini sontak membuat seluruh dunia memalingkan wajah ke atas oktagon, tempat Khabib yang seorang muslim kerap berlaga menjalani profesinya.
Perihal dirinya yang eksis di ajang UFC, Khabib pernah memberikan penjelasan dalam sebuah wawancara.
“Ini sangat penting dari segi mental, menyerahkan diri pada Allah. Ini bukan tentang UFC. Tidak ada hal yang lebih penting bagi saya selain berserah diri kepada Allah. Itu adalah hal tersulit di dalam hidup,” kata Khabib seperti dikutip dalam wawancara Los Angeles Time, April 2018 lalu.
Khabib mengakui bahwa jalan sebagai petarung UFC membuat dirinya punya kesempatan untuk menyuarakan apa yang ada dalam pikirannya.
“Bila saya bertarung dan menjadi terkenal, saya bisa berbicara kepada lebih banyak orang. Saya bisa mengatakan ‘lakukan ini’ karena ada banyak orang yang memperhatikan. Saya ingin jadi contoh yang bagus, sosok yang bagus,” tutur Khabib.
Kendati demikian, Khabib mengaku tak ingin menjadikan dirinya bak superstar UFC.
“Kita bisa melihat banyak petarung yang sangat bagus di oktagon. Namun di luar ring, mereka adalah sampah, sosok yang sangat kotor.”
Menurut Khabib, juara yang sesungguhnya bukan hanya di atas ring, melainkan juga di luar ring.
“Seorang petarung tak boleh berkata ‘saya adalah juara’ di dalam ring kemudian meninggalkan status itu. Seorang juara juga harus menunjukkan karakter juara di luar ring. Itulah tujuan saya,” ungkap petarung 30 tahun ini.
Menurut Khabib, ada ajaran Islam yang harus dia pegang teguh oleh setiap muslim, siapapun dia, termasuk seorang atlet seperti dirinya. Gelar juara tak mesti mengubahnya jadi sosok yang bergaya hidup bebas.
“Sejumlah orang berpikir kita harus hidup seperti binatang. Tidak, kita semua ada di sini untuk sebuah alasan. Saya tak pernah minum dan merokok. Bukan karena saya atlet, namun karena saya Muslim,” tutur Khabib, “Saya punya keluarga, anak, teman, dan pekerjaan. Berapa lama lagi saya hidup? 70? 80? Saya tak ingin hidup dengan gila. Saya percaya ketika saya meninggal, saya akan datang ke Tuhan dan Dia bakal bertanya segalanya yang telah kita perbuat… lalu ia berkata ‘mengapa kamu melakukan ini?”
Kuatnya prinsip Khabib membuatnya tak pernah ragu bila harus dijauhi orang-orang yang tak sepakat dengan gaya hidupnya.
“Rekan saya terkadang tak ingin bersama saya karena saya tak ingin melakukan sesuatu, namun saya tak masalah. Bila saya terlalu religius, maka selamat tinggal,” tutur pria kelahiran Dagestan ini.
BACA JUGA: Khabib Nurmagomedov: Ketika Allah Bersamamu Tak Ada yang Bisa Menghancurkanmu
Khabib sendiri punya aturan jelas soal pertarungan yang ia jalani di UFC. Khabib tak mau bertarung saat bulan Ramadan tiba.
“Olahraga memang hal yang berbeda, namun Ramadan bagi saya tetap nomor 1,” kata Khabib, “Ramadan ada di level yang berbeda. Ini segalanya bagi saya. Saya tak bisa bertarung di bulan Ramadan.”
Kendati memilih profesi sebagai seorang pegulat atau petarung di UFC, Khabib mengaku dirinya hanya manusia biasa yang tak sempurna namun senantias aberupaya untuk taat.
“Saya pergi ke masjid karena tak ada satupun orang yang sempurna. Setiap orang membuat salah, dan kita harus meminta Allah mengampuni kita,” ungkap Khabib. []
SUMBER: LOS ANGELES TIMES | BLOODY ELBOW