SWISS—UEFA (Persatuan Asosiasi Sepakbola Eropa) telah melarang Israel untuk menyiarkan setiap pertandingan sepak bola Eropa ke permukiman ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Israel Public Broadcasting Corporation, yang dikenal sebagai KAN telah memperoleh hak siar untuk menyiarkan pertandingan awal Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa setelah mereka menawar 5,8 juta USD untuk hak istimewa tahun 2017 lalu.
BACA JUGA: Batal Pindah ke Yerusalem, Paraguay Buka Kembali Kedutaannya di Tel Aviv
Namun, kontrak UEFA menyatakan bahwa KAN “Hanya boleh menyiarkan pertandingan di dalam wilayah Jalur Hijau, dan tidak di wilayah yang UEFA definisikan sebagai wilayah Palestina,” Times of Israel melaporkan. Sebagai akibat dari ketidaksepakatan ini, kontrak tetap tidak ditandatangani.
Sikap UEFA diduga datang atas perintah Qatar, karena siaran olahraganya beIN memiliki hak siar untuk menyiarkan pertandingan UEFA di Afrika Utara dan Timur Tengah, yang mencakup wilayah Palestina yang diduduki.
“UEFA mengatakan bahwa itu adalah jaringan Qatar yang menuntut agar permainan itu tidak disiarkan di permukiman Yahudi Tepi Barat,” Haaretz melaporkan.
Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel Miri Regev mengecam pernyataan UEFA tersebut.
“Yudea dan Samaria (Tepi Barat yang diduduki) sama sekali tidak bisa ditawar. Mereka adalah bagian dari Negara Israel. Karena itu, hak siar juga harus mencakup ratusan ribu warga kami yang tinggal di sana – mereka bukan warga negara kelas dua,” Regev seperti dikutip Jerusalem Post.
Kehadiran pemukim Israel yang hidup di luar Garis Hijau – garis gencatan senjata yang diberlakukan setelah perang 1948 – dianggap ilegal di bawah hukum internasional. Pasal 49 Konvensi Jenewa Keempat menyatakan bahwa “Kekuatan Pendudukan tidak akan mendeportasi atau mentransfer sebagian penduduk sipilnya sendiri ke wilayah yang didudukinya.”
BACA JUGA: Israel akan “Impor” 1.000 Yahudi Falasha dari Ethiopia
Karena Israel telah menduduki Tepi Barat, serta Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan dan Yerusalem Timur sejak 1967, setiap permukiman Israel di wilayah ini dianggap ilegal.
Berita tentang pembatasan UEFA akan datang sebagai pukulan bagi Israel setelah peristiwa musim panas ini, ketika tim sepakbola Argentina membatalkan pertandingan persahabatan pra-Piala Dunia dengan Israel. Pembatalan itu dilakukan setelah warga Palestina meminta pemain sepak bola Argentina, Lionel Messi untuk mundur.
Warga Palestina mehatakan bahwa memainkan pertandingan di Yerusalem akan melegitimasi klaim Israel atas kota itu sebagai ibu kota dan kekerasan Israel terhadap para pengunjuk rasa Palestina di Great March of Return, Gaza. Pembatalan itu dipuji sebagai kemenangan untuk gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) dan “gol bunuh diri” bagi Israel. []
SUMBER: MEMO