Oleh: Indha Tri Permatasari, S. Keb, Bd.
Praktisi Kesehatan di Surabaya
indha3permatasari.skeb.bd@gmail.com
KOMISI Perlindungan Anak Daerah Kabupaten Bekasi mendapatkan temuan terkait tindak asusila melalui grup aplikasi mengobrol, whatsapp (WA). Ironisnya, grup tersebut berisikan para siswa di satu sekolah menengah pertama di Cikarang Selatan. Grup percakapan Whatsapp bernama “All Stars” itu beranggotakan para siswa dan siswi kelas IX dari berbagai kelas di salah satu SMP di Cikarang Selatan. Grup berisi percakapan tidak senonoh, berbagai video porno hingga ajakan berbuat asusila.
Selain hal yang berbau mesum, didapati percakapan ajakan untuk melakukan tawuran. Ada juga foto siswa yang memegang senjata tajam di dekat sekolah. Trennya memang demikian, tren yang mengkhawatirkan. Kalau sebelumnya banyak video porno yang bocor hingga ditonton anak-anak, sekarang trennya beda. Anak-anak tidak lagi menonton tapi melakukannya bersama teman-temannya.
BACA JUGA: Remaja Kita, Mau Kemana?
Permasalahan kenakalan remaja yang saat ini sering terjadi diantaranya, tawuran, narkoba, peredaran minuman keras (Miras), seks bebas hingga tindak kriminal. Mencengakan baru-baru ini ada kejadian di satu sekolah menengah pertama di Lampung, sebanyak 12 anak didiknya hamil dan itu merata terjadi di kelas VII, XIII dan IX.
Krisis identitas menjadi hal yang kerap dinilai sebagai penyebab seorang remaja melakukan kenakalan diusianya. Kontrol diri yang cenderung lemah membuat kalangan remaja semakin sulit membedakan tingkah laku yang dapat diterima atau yang tidak dapat diterima masyarakat yang akhirnya menyebabkan kalangan remaja terjerumus kepada perilaku menyimpang.
Miris rasanya saat remaja dengan potensinya yang luar biasa namun salah arah. Kondisi ini terjadi tidak lain saat remaja berkiblat pada pergaulan ala Barat yang sengaja dijajahkan ke negeri-negeri muslim untuk membajak potensi mereka. Ditambah dengan minimnya peran negara dalam memfilter budaya barat yang masuk.
Bicara potensi pemuda muslim sungguh sangat luar biasa. Dari tangan-tangan mereka mampu mengubah dunia. Pemuda adalah sosok yang suka berkreasi, idealis dan memiliki keberanian serta menjadi inspirator dengan gagasannya. Umat Islam saat ini sedang menantikan siapa yang akan menyelesaikan problem-problem manusia, mengeluarkan mereka dari kejahiliahan dan mengembalikan institusi islam.
BACA JUGA: Jangan Galau Wahai Pemuda Islam
Para Nabi dan Rasul diutus Allah untuk menyampaikan ajaran agama terpilih dari kalangan pemuda yang rata-rata berusia sekitar empat puluh tahunan. Dalam Al-Quran terdapat banyak kisah keberanian pemuda. Rasulullah Muhammad ketika diangkat menjadi rasul berumur 40 tahun. Pengikut beliau yang merupakan generasi pertama, kebanyakan juga dari kalangan pemuda bahkan ada yang masih anak-anak. Mereka dibina oleh rasulullah setiap hari di Daarul Arqam.
Diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam, yang paling muda ketika itu keduanya berumur 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah (11), al Arqam bin Abi al Arqam (12), Abdullah bin Mas’ud (14) yang kelak menjadi salah satu ahli tafsir terkemuka, Saad bin Abi Waqqash (17) yang kelak menjadi panglima perang yang menundukkan Persia, Jafar bin Abi Thalib (18), Zaid bin Haritsah (20), Utsman bin Affan (20), Mush’ab bin Umair (24), Umar bin Khatab (26), Abu Ubaidah Ibnul Jarah (27), Bilal bin Rabbah (30), Abu Salamah (30), Abu Bakar Ash Shidiq (37), Hamzah bin Abdul Muthalib (42), Ubaidah bin al Harits, yang paling tua diantara semua sahabat yang berusia 50 tahun.
Inilah gambaran pemuda yang hidupnya bersedia berkorban serta menghadapi berbagai siksaan dalam dakwah bersama Rasul dengan penuh kesabaran, demi mewujudkan kejayaan Islam. Mereka mendapatkan kebaikan, rahmat dan ampunan dari Allah. Mereka inilah yang disebut dengan orang beruntung.
Wallahu ‘alam bis showab. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.