BARU-BARU ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan keinginan untuk menjalin “hubungan istimewa” dengan Indonesia. Hal ini diartikan banyak pihak sebagai keinginan Israel membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Memangnya ada apa dengan hubungan diplomatik antara Israel dan Indonesia? Berikut ini 6 hal terkait pasang surut hubungan Israel-Indonesia.
1. Kenapa Israel ingin menjalin ‘hubungan istimewa’ dengan Indonesia?
“Indonesia sangat, sangat penting bagi kita. Indonesia adalah negara yang sangat penting. Juga adalah salah satu negara terakhir di bumi yang tidak memiliki hubungan yang terbuka dan kuat dengan Israel. Mayoritas negara lain sudah,” ungkap Netanyahu pada sebuah konferensi internasional wartawan-wartawan Kristen, di Yerusalem.
BACA JUGA: Diajak Hubungan Diplomatik oleh PM Israel, Ini Tanggapan Kemenlu RI
Dari total 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), ada 32 negara yang tidak mengakui atau tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Sebagian besar dari 32 negara tersebut adalah negara-negara di Timur Tengah dan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), termasuk Indonesia.
“Terdapat lebih dari 200 juta warga Indonesia. Ada Muslim. Sebanyak puluhan juta orang menganut Kristen… Kami ingin menjalin hubungan istimewa dengan mereka,” kata Netanyahu, Ahad (14/10/2018).
2.Bagaimana hubungan Israel dan Indonesia selama ini?
Hingga saat ini tidak ada hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel. Ini berarti tidak ada kontak dan komunikasi permanen antara kedua negara. Tidak ada pertukaran diplomat, dan tidak ada kantor perwakilan di kedua negara.
Kendati begitu, hubungan antara Israel dan Indonesia tetap ada, khususnya terkait urusan wisata religi. Warga Indonesia, baik yang nasrani maupun muslim kerap berziarah ke Yerusalem. Maka, pengurusan visa tetap harus dilakukan.
Bentuk visa yang diberikan Israel adalah paper visa, lembaran yang tidak ditempel di paspor dan berisi nama-nama orang yang diizinkan berkunjung.
Sementara bagi warga Israel yang ingin berkunjung ke Indonesia, dapat mengajukan visa di Kedutaan Indonesia di negara ketiga, misalnya di Singapura atau Thailand.
3. Apa pentingnya hubungan diplomatik antara dua negara?
Hubungan diplomatik itu penting untuk menjalankan visi dan misi hubungan internasional sebuah negara.
4. Serba-serbi hubungan Israel-Indonesia: visa jiarah, pesawat tempur, sampai ekspor-impor.
Pada pertengahan 2018, Indonesia dan Israel sempat saling melarang kunjungan warga negara satu sama lain.
Kala itu, Indonesia melarang warga Israel berkunjung ke Indonesia sebagai aksi protes atas tewasnya puluhan warga Palestina oleh tentara Israel di Jalur Gaza.
Sebagai balasannya, Israel pun melarang seluruh pemegang paspor Indonesia berkunjung ke wilayahnya. Namun, keputusan itu dicabut menyusul kritik keras dari para pelaku industri di Israel. Sebab, pencabutan ijin berkunjung itu bisa mengancam pemasukan mereka.
Seperti diketahui, pejiarah Indonesia yang berkunjung ke Yerusalem mencapai 30 ribu orang. Jumlah ini merupakan jumlah yang besar dibandingkan pejiarah dari negara lainnya.
Hubungan Israel-Indonesia tak hanya soal visa kunjungan wisata. Lebih jauh, sejarah mengungkap, Indonesia pernah membeli pesawat tempur A-4 Skyhawk dari Israel secara Rahasia. Ini terungkap dalam buku Jim Winchester berjudul ‘Douglas A-4 Skyhawk: Attack and Close Support Fighter Bomber (2004)’.
“Empat belas single-seat dan dua two-seat Skyhawk dikirim pada November 1979,” tulis Winchester.
Program terkait pembelian pesawat Skyhawk ini kemudian dikenal sebagai Operasi Alpha. Ini terkuak dalam buku biografi ‘Menari di Angkasa’ yang ditulis Djoko Poerwoko, seorang penerbang TNI AU. Dia mengaku pernah dilatih untuk menerbangkan Skyhawk di Israel.
Selain itu, ternyata pernah terjadi pertemuan anatara kedua negara pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Yitzhak Rabin, Perdana Menteri Israel saat itu, pernah menemui Presiden Soeharto secara diam-diam di kediamannya di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, pada Oktober 1993.
BACA JUGA: Akibat Penjajahan Israel, Palestina dalam Kemiskinan Abadi
Pertemuan juga terjadi pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan, mewujudkan hubungan dagang Indonesia-Israel.
Keputusan itu sempat mendapat penolakawan dari lawan-lawan politiknya, terutama dari kalangan kelompok Islam yang menolak hubungan apapun dengan pemerintah Israel.
Hubungan dagang dengan Israel itu, masih berjalan hingga saat ini.
“Nilainya kecil,” tegas Kepala BPS Suhariyanto.
Apa saja yang diekspor dan diimpor Indonesia ke dan dari Israel?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengekspor lemak, minyak nabati dan hewani ke Israel, dengan total nilai sekitar US$13 juta atau sekitar Rp198 miliar. Indonesia juga mengekspor alas kaki ke Israel, dengan nilai US$6,4 juta atau Rp97 miliar.
Sedangkan yang diimpor dari Israel sebagian besar adalah “produk kimia”, seperti gula fruktosa, sirup dan alkohol. []
SUMBER: TIMES OF ISRAEL | ALL SOURCE