Oleh: Fatimah Azzahra, S.Pd
“Berhibur tiada salahnya kerna hiburan itu indah,
Hanya pabila salah memilihnya membuat kita jadi bersalah.” (Raihan, Mari Berhibur)
Dunia maya kembali dihebohkan dengan duo komika. Tretan Muslim dan Coki Pardede. Bukan karena prestasinya, tapi karena konten lawakannya yang menghina Islam. Mengolok-olok aturan Allah. Sesuatu yang biasa mungkin buat mereka. Mulai dari adegan masak daging babi dengan sari kurma. Salah satu dari mereka berkata,”Jadi gimana ceritanya sari-sari kurma masuk ke pori-pori (daging babi). Apakah cacing pitanya akan mualaf? HAHAHA”. Sampai mengolok-olok permintaan maaf, “Kami meminta maaf atas video kami sebelumnya. Tapi bo’ong. HAHAHA”.
Lucu mungkin bagi mereka atau mereka punya banyak waktu luang sehingga bisa memposting video yang demikian useless. Buat apa? Dapat info yang mencerdaskan? No. Dapat tips kesehatan? No. Atau jadi tambah dekat dengan Allah? Big No. it just for fun. Hanya untuk senang-senang. Hanya agar viral. Terkenal. Bisa jadi pertimbangan untuk iklan produk. Duit. Ya, UUD, ujung-ujungnya uang. Sama seperti yang mereka sampaikan di salah satu videonya. “Untuk apa berbudi pekerti tapi miskin? Mending sombong, marah-marah, tapi kaya. HAHAHA”. Ckckck. I pity you, bro.
BACA JUGA: Meninggal Dunia, Istri Indro Warkop Tinggalkan Kisah Haru
Kasian sekali hidup kalian jika hanya mencari materi duniawi yang fana ini. Hina sekali jika demi duit kalian halalkan segala cara. Termasuk mengolok-olok aturan Allah. Allah, Pencipta kalian, yang sudah memberi nikmat tiada tara untuk kalian. Nikmat melihat, mendengar, bahkan bicara, yang oleh kalian justru digunakan untuk mengolok-olok aturan-Nya. Apalah yang akan kalian jawab jika Allah bertanya digunakan untuk apa nikmat yang telah Allah beri? Astagfirullah.
Islam bukan agama yang kaku. Bercanda dibolehkan dalam agama. Kalau mau membaca, bisa kita temukan kisah Rasul yang becanda bersama sahabat-sahabatnya. Becanda menjadi bumbu hiburan dalam kehidupan, agar membahagiakan.
Di dalam sebuah riwayat, ada seorang wanita tua mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya tentang surga, “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?” Rasulullah menjawab, “Ya Ummi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua”. Mendengar itu, wanita tua tersebut menangis tersedu-sedu karena ia tidak akan masuk ke surga. Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan “[TQS. Al-Waaqi’ah : 35-36]. Dan Rasul menjelaskan bahwa di dalam surga, wanita tua itu tidak akan terlihat seperti sekarang melainkan berubah menjadi lebih cantik dan muda kembali. Lalu, wanita tua tersebut kembali tersenyum bahagia.
Dalam riwayat lain dikisahkan, suatu ketika, Rasulullah SAW bersama para sahabat sedang berbuka puasa. Buah kurma terhidang di depan mereka. Setiap kali mereka makan kurma, biji- biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing- masing. Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan cukup banyak kurma. Jelas saja, biji-biji kurma yang ada di tempatnya menumpuk lebih banyak di bandingkan sahabat yang lain. Muncul keisengan Sahabat Ali. Diam-diam dia memindahkan biji kurma miliknya ke tempat biji kurma milik Rasul. Saat semua biji kurma sudah berpindah tempat, Ali menggoda Rasul.
“Wahai Nabi tampaknya engkau begitu lapar. Sehingga makan kurma begitu banyak. Lihat biji kurma di tempatmu menumpuk begitu banyak.”
BACA JUGA: Bercanda tapi Berdusta
Bukannya terkejut atau marah, sambil tersenyum Nabi menjawab Ali. ” Ali, tampaknya kamulah yang sangat lapar. Sehingga engkau makan berikut biji kurmanya. Lihatlah, tak ada biji tersisa di depanmu.”
Ya, Rasul dan sahabat pun bercanda. Tapi, tidak pernah berdusta, tidak berlebihan apalagi mengolok-olok aturan Tuhan. Seperti sabda Rasul, “Celakalah bagi mereka yang berbicara, lalu berdusta supaya dengannya orang banyak yang tertawa. Celakalah baginya dan celakalah.” (HR Ahmad)
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab, Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja. “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kami minta maaf karena kamu kafir sesudah beriman”. [TQS. At-Taubah/9 : 65-66].
Bercandalah sekadarnya, jangan berlebihan. Perbanyaklah menangis daripada tertawa. Wallahu’alam bish shawab. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.