PALU—Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun kembali Jembatan Kuning atau Jembatan Palu IV yang hancur karena gempa dan tsunami 28 September 2018 lalu.
Rencananya, pembangunan kembali jembatan yang merupakan ikon Kota Palu tersebut akan diawali dengan penelitian teknik dan geologi untuk mengetahui tingkat keamanan terhadap potensi risiko gempa di masa mendatang.
“Hasil penelitian dan rekomendasi geologi akan menjadi dasar penyesuaian desain jembatan. Nanti akan kami konsultasikan juga dengan Gubernur dan Walikota terkait desainnya agar jembatan ini menjadi ikon Kota Palu yang baru,” ujar Menteri Basuki saat meninjau penanganan Jembatan Kuning di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (24/10/2018).
BACA JUGA :Â Banyak Mamalia Laut Terdampar, Akibat Pengaruh Gempa?
Dalam keterangan pers-nya, Basuki mengungkapkan, pembangunan jembatan akan dilakukan setelah lokasi bersih dari reruntuhan bangunan. Targetnya, lokasi harus sudah bersih pada 6 November mendatang.
Sedangkan, pembersihan kawasan sekitar Jembatan Kuning dan jalan-jalan kota, terutama di pusat Kota Palu dan Pantai Talise sudah dilakukan untuk mengembalikan denyut sosial-ekonomi kota Palu pascagempa dan tsunami.
Pembangunan kembali jembatan sepanjang 250 meter tersebut diperkirakan membutuhkan waktu sekitar satu tahun. Selama satu tahun perbaikan tersebut, warga dapat menggunakan tiga jembatan lainnya yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat.
Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, setelah pembersihan sisa reruntuhan Jembatan Kuning dan hasil rekomendasi geologi selesai, pembangunan akan segera dimulai dengan metode design and build untuk mempercepat penyelesaiannya.
BACA JUGA:Â Bantuan Pemerintah Belum Cair, Korban Gempa Lombok Dipersilakan Utang ke Bank
Jembatan berwarna kuning yang juga biasa disebut Jembatan Ponulele tersebut diresmikan pada 2006 lalu. Jembatan ini merupakan jembatan lengkung pertama yang ada di Indonesia dan membentang di atas Teluk Talise, Kelurahan Besusu dan Lere, Kota Palu. Jembatan setinggi 20,2 meter dari badan jembatan dan memiliki lebar 7,5 meter tersebut menjadi salah satu tempat favorit para wisatawan untuk mengabadikan foto.
Jembatan itu hancur akibat gempa dan tsunami yang menerjang Kota Palu dan sekitarnya pada Jumat (28/9/2018) lalu. []
SUMBER: REPUBLIKA