MEDAN—Dalam acara perayaan HUT Pemuda Pancasila dan tabligh akbar di Lapangan Benteng, Medan, Selasa (30/10/2018) sore, Ustaz Abdul Somad didapuk sebagai anggota kehormatan Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Penyematan anggota kehormatan itu diberikan langsung Ketua MPW PP Sumut, Kodrat Shah, dengan menyerahkan kartu anggota.
Dalam tausiahnya, UAS mengimbau agar masyarakat jangan sampai diprovokasi dengan membenturkan Allahu Akbar dan Pancasila. Sebab, kaimat takbir tidak boleh diartikan sebagai upaya untuk mengganti ideologi Indonesia, yakni Pancasila.
BACA JUGA: Hadiri Tabligh Akbar UAS, Ribuan Warga Ketapang Padati Halaman Masjid Agung Al-Ikhlas
“Sekarang, ada yang coba membenturkannya. Itu berarti, dia tidak tahu sejarah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) ini,” ujarnya disambut dengan takbir dari para undangan di acara HUT PP itu
Negara Indonesia, lanjut UAS, menjamin seluruh warga negaranya untuk beragama dan beribadah, tanpa melihat golongan. Atas dasar hal tersebut, UAS mengajak seluruh masyarakat untuk berpegang teguh dengan Ketuhanan Yang Maha Esa yang merupakan sila pertama dari Pancasila.
“Tidak ada tempat bagi orang yang tidak beragama di NKRI, Allahu Akbar. Untuk saudaraku yang Kristen, silakan menyebut yel-yel agama. Saudaraku Hindu, silakan menyebut dengan slogan yel-yel agamanya. Tetapi, kita tetap bersatu dengan Pancasila, karena apa, Ketuhanan Yang Maha Esa,” ujar ustaz Somad.
Kumandang Allahu Akbar, Pancasila, dan Abadi, terus bergelora dalam tausiah tersebut. Takbir yang dilantunkan umat Islam, tegas UAS, tidak akan mengganti Pancasila.
Pekik Allahu Akbar adalah sebentuk tekad agar senantiasa melaksanakan agama Islam. Ini tidak boleh diartikan sebagai upaya untuk mengganti ideologi Indonesia, yakni Pancasila.
“Teriakan Allahu Akbar tidak membatalkan Pancasila dan sebaliknya teriak Pancasila tidak akan membatalkan keislaman kita. Ingat, sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,” ujarnya.
BACA JUGA: Orang Tua, Ini Saran Ustaz Abdul Somad soal Pendidikan Anak
Persoalan pemahaman itu, lanjut UAS, memicu berbagai perdebatan di tengah masyarakat Indonesia. Juga menjadi pemicu munculnya penolakan-penolakan terhadap orang-orang yang dianggap memiliki pandangan berbeda dengan mereka.
“Apapun agamamu dekatkanlah diri kepada Tuhan, karena dengan mendekatkan diri kepada Tuhanlah yang membuat kedamaian,” ujarnya.
“Saya di Medan hari ini, tujuh tempat. Saya takut suara habis ke-7 itu. Tetapi, karena baju baru (seragam Pemuda Pancasila) saya ceramah dengan suara berapi-api,” kata Ustaz Somad disambut dengan riuh tempuk tangan. []
SUMBER: VIVA