ARAB Saudi menuai kontroversi sejak dibukanya kasus kematian jurnalis Jamal Khashoggi. Beberapa negara menuding Kerajaan Arab Saudi terlibat dalam kasus yang menghebohkan publik itu. Nama putra mahkota Mohamad bin Salman (MBS) bahkan dituduh sebagai dalang peristiwa keji yang terjadi di gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018 itu.
Namun, tak sedikit yang tetap mendukung Saudi, seperti Bahrain, Kuwait, dan Uni Emirat Arab. Dukungan terhadap pemerintah Saudi dalam kasus Khashoggi juga muncul dari beberapa tokoh negara tersebut.
BACA JUGA: MBS Buka Suara soal Kasus Jamal Khashoggi
Sebagaimana dikutip dari Al jazeera, beberapa tokoh dari berbagai kalangan telah menyatakan dukungannya terhadap pemerintah Saudi. Siap saja mereka? Berikut ini ulasannya:
1. Pendakwah Internasional Syekh Muhammad al-Arifi
Syekh Muhammad al-Arifi, pengasuh sejumlah program televisi di Saudi, menunjukkan dukungannya terhadap negaranya dalam beberapa cuitan di Twitter. Terkait kasus Khashoggi, Syekh al-Arifi bahkan bergabung dalam hastag #KamisemuapercayaMuhammadbinSalman.
Dia pun menulis dalam cuitannya: ”Wajib bagi kita mendoakan para pemimpin umat, dan berharap kebaikan, taufik, dan pertolongan untuk mereka untuk kebaikan dan manfaat umat serta negara lalu menjauhkan para pemimpin dari kejahatan para pembenci yang tidak berbahagia kehormatan dan kemuliaan untuk Saudi, bahkan justru para pembenci itu berharap perpecahan dan perseteruan.”
2. Pengarang Buku ‘La Tahzan’ A’idh al-Qarni
Begitu Saudi mengakui Khashoggi tewas terbunuh di dalam konsulat Arab saudi di Turki, A’idh Al-Qarni menulis sebuah artikel di Majalah al-Muwathin. Dia menyebut satu kalimat yang cukup tegas, ”Pengkhianatan terhadap negara adalah kriminal fatal dan memberangus hak negara adalah kerendahan yang hina dina,” tulis dia.
Dalam artikelnya itu, dia menegaskan konspirasi terhadap Saudi adalah serangan terhadap Islam itu sendiri. Hal ini karena Saudi adalah lokasi turunnya wahyu, tempat diutusnya Jibril, kerajaan yang agung, dan tanah yang suci.
Dia menutup artikelnya itu dengan sebuah doa yang intinya meminta agar para pemimpin dilimpahkan bimbingan dan semoga Allah menjaga negara dan agama dari konspirasi para maker.
Berikut ini doa yang disampaikan Qarni tersebut:
”Allahomma waffiq qiyadatana lima fihi khairal bilad wa al-‘ibad, wahfadz ‘alaina dinana wawathanana wa amnana min kaidi al-kaidin wa makri al-makirin, wa raddihim ‘ala a’qabihim khaibin waj ‘alna aminina muthmainna, birahmatika ya arhamarrahimin.”
3. Imam dan Khatib Masjid al-Haram Syekh Abdurrahman as-Sudais
Dalam sebuah khotbah jumat di Masjidil Haram, Makkah, Syekh Abdurrahman as-Sudais menegaskan upaya melemahkan Arab Saudi dapat menyakiti perasaan miliaran Muslim di dunia.
Hal ini, menurut dia, karena bagaimanapun Saudi adalah kiblat, tempat beribadah, tujuan risalah, dan penyejuk hati bagi umat Islam. Tuduhan, isu, dan serangan media yang massif tak akan sedikitpun menggeser Saudi kokoh pada prinsip dan keteguhan.
Menurut dia, Sikap ini disandarkan pada keyakinan terhadap Allah SWT, kebijaksanaan para pemimpinnnya, dan kekompakan para putra bangsa. Beragam unsure inilah yang akan menjamin Saudi mampu menghadapi tuduhan miring dan konspirasi gagal.
“Sejarah membuktikan itu,” kata dia.
BACA JUGA: Khotbah Jumat di Masjidil Haram, as-Sudais Singgung Isu Miring soal Arab Saudi
Di sinilah, kata dia, telah ditakdirkan bagaimana perasaan dan sikap yang lurus, rasionalitas, kebijaksanaan yang penting bagi manusia dan membela kebenaran.
“Serta tetap berpegang teguh pada fakta lalu menghindari asumsi-asumi, tegas pada sikap bukan sekadar isu dan tuduhan,” kata dia dalam khutbah yang disampaikan saat Shalat Jumat di Masjid al-Haram, Jumat (19/10/2018). []
SUMBER: AL JAZEERA | AL ARABIYA