RASULULLAH Shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya untuk percaya pada ramalan atau ilmu sihir. Karena, pada zaman jahiliyah, banyak praktik perdukunan dan paranormal di kawasan Arab yang bersekutu dengan setan dan jin untuk meramal masa depan, serta kehidupan seseorang.
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, kemudian percaya apa yang dikatakan, maka sholatnya tidak diterima selama 40 hari.” (H.R Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)
BACA JUGA: 3 Fakta di Balik Masuk Islamnya Roger Danuarta
Jika kita kaitkan dengan zaman sekarang, banyak sekali umat Islam yang mempercayai ramalan. Seperti halnya percaya pada penafsiran kedutan dalam primbon Jawa.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Katakanlah (wahai Muhammad), Tidak ada seorang pun di langit dan bumi yang mengetahui perkara gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui jika mereka akan dibangkitkan.” (Q.S An Naml: 65).
Dalam surat lain juga dijelaskan, “Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (Q.S Al Jin: 26-27)
BACA JUGA: 8 Kali Ramalan tentang Kiamat, Semuanya Meleset!
Umat Islam juga dilarang mengambil ilmu perbintangan apabila digunakan untuk ramalan atau sihir.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yg mengambil bagian dari ilmu perbintangan, maka dia telah mengambil bagian dari ilmu sihir.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah). []
SUMBER: ISLAM CENDEKIA