PALESTINA—Aksi-aksi perlawanan terhadap Israel di Tepi Barat telah mampu, dan masih terus menguras kekuatan penjajah Zionis.
Hal ini ditegaskan oleh laporan yang diterbitkan oleh pusat studi “al-Quds Center” pada Kamis (1/11/2018) yang kompeten dalam urusan Israel. Pusat ini yang dengan jelas menerangkan bahwa Tepi Barat yang berada di bawah kendali ketat penjajah Israel berhasil menguras kekuatan penjajah Zionis melalui aksi-aksi perlawanan.
BACA JUGA: Khatib Al-Aqsha: Ekonomi Gaza jadi Target Utama Yahudi
Laporan ini juga telah memonitor jumlah aksi perlawanan dan jumlah warga Israel yang tewas selama sepuluh bulan pertama 2018. Laporan ini menyebutkan bahwa penjajah Zionis, meskipun mengontrol wilayah Tepi Barat, sungguh-sungguh terkuras kekuatannya di tingkat keamanan.
Perlawanan para pemuda Palestina terus menargetkan penjajah Zionis. Para pemuda melakukan beberapa aksi seperti aksi penembakan terhadap target-target Israel, serta aksi penikaman dan penabrakan, pelemparan batu, bom molotov dan bahan peledak.
Ditambah konfrontasi-konfrontasi dan aksi penghadangan terhadap serangan yang dilakukan para pemukim Yahudi. Aksi-aksi tersebut dilaporkan telah menewaskan 11 warga Israel dan melukai 159 lainnya. Dengan temuan ini. rata-rata, satu orang Israel tewas setiap bulan.
Masih menurut laporan, tahun ini terjadi lebih dari (4367) aksi perlawanan. Para pejuang perlawanan di Tepi Barat dan al-Quds melakukan sejumlah aksi yang berdampak, di antaranya 40 aksi penembakan, 33 aksi penikaman dan upaya penikaman, 15 aksi penabarakan dan upaya penabrakan, 53 aksi pelemparan atau pemasangan alat peledak, dan 262 aksi pelemparan bom molotov.
BACA JUGA: Sekolah Tepi Barat Ditutup Israel, Menteri Saidam: Ini Bencana Besar
Laporan itu menjelaskan bahwa Provinsi Ramallah, al-Quds dan Hebron secara berturut-turut menjadi daerah yang tingkat konfrontasi dan aksi perlawanan nya paling tinggi hampir 55% dari total aksi-aksi yang terjadi di Tepi Barat. []
SUMBER: PIC