PERTANYAAN tersebut pastilah terlintas dalam benak setiap peserta diskusi pada hari Kamis (01/11). Pada hari itu DD Pendidikan menggelar diskusi dan bedah buku karya Dr. Adian Husaini. Buku fenomenal tersebut berjudul Pendidikan Islam Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045. Pendidikan Adab merupakan konsep yang Adian tawarkan dalam buku tersebut.
Buku ini dibedah langsung oleh penulisnya yang berkesempatan hadir ke Bumi Pengembangan Insani, Desa Jampang, Kabupaten Bogor, dimana DD Pendidikan berkantor. Acara yang berlangsung sejak pukul 09:00 ini dihadiri oleh 80 orang. Para peserta tersebut berasal dari para aktivis, praktisi, dan pengelola pendidikan. Diskusi pun berlangsung seru dan hangat.
BACA JUGA: Sebelum Tidur, Amalkan Dulu Adab-Adabnya
“Pendidikan bukan bisnis, pendidikan itu adalah suatu misi,” ungkap penulis buku yang juga menjabat sebagai Ketua Program Doktor Pendidikan Islam, Universitas Ibnu Khaldun Bogor ini.
Selanjutnya Adian juga menyebutkan bahwa generasi terhebat yang pernah ada di muka bumi ini ada tiga.
“Pertama, generasi para Sahabat Nabi yang mengalahkan Romawi dalam Perang Yarmuk. Kedua, generasi Sholahuddin Al-Ayubi yang spektakuler. Dan ketiga adalah generasi Muhammad Al-Fatih yang merupakan pemimpin suatu generasi emas,” sebut Adian.
Generasi-generasi inilah prototype dari mereka yang mendapatkan Pendidikan Adab secara paripurna. Pendidikan kita sudah selayaknya memiliki misi membentuk generasi-generasi seperti ketiga generasi pendahulu tersebut.
Dalam buku tersebut juga, Adian merumuskan konsep reformasi pendidikan nasional di era disrupsi ini. Reformasi yang Adian maksudkan adalah pendidikan konstitusional yang adil dan beradab. Berbagai pertanyaan kemudian disampaikan oleh audiens terhadap konsep yang Adian tawarkan tersebut.
BACA JUGA: Pemuda Pembangun Peradaban Mulia
Iwan Syahrudin sebagai praktisi pendidikan mempertanyakan bagaimana menanamkan konsep pendidikan Islam yang digagas oleh pembicara dalam menghadapi Era Revolusi 4.0? Adian menyampaikan
“Dalam Era Revolusi 4.0 terdapat peluang sekaligus tantangan dalam mengimplementasikan konsep Pendidikan Islam. Justru hal ini membuat saya semakin terpacu untuk membuktikan bahwa Konsep Pendidikan Islam dapat diimplementasikan dalam berbagai zaman” paparnya.
Beliau juga menambahkan “Era revolusi 4.0, memudahkan orang untuk belajar dimanapun. Namun perlu dipahami juga bahwa salah satu hal yang penting dalam Konsep Pendidikan Islam adalah Adab. Adab ini mengharuskan adanya interaksi tatap muka secara langsung antara guru dengan muridnya. Maka perlu dibuat perancangan kurikulum yang tepat, agar revolusi 4.0 tetap sejalan dengan Konsep Pendidikan Islam”
Diskusi dan bedah buku ini dimoderatori oleh Aidil Azhari Ritonga, Koordinator CESA (Center for Education Study and Advocacy). CESA sendiri merupakan laboratorium pemikiran yang objek kajiannya berfokus pada isu-isu strategis pendidikan. Baik melalui penggalian model pendidikan yang terbaik dan tepat di masa keemasan Islam maupun perkembangan kontemporer saat ini serta relevansi di masa mendatang. []