BAGI sebagian orang, berutang adalah hal yang biasa. Ada yang berutang untuk usaha, namun ada yang sengaja berutang demi memenuhi gaya hidupnya. Bolehkah demikian?
Dulu, Ummul Mukminin Maimunah ingin berutang. Lalu di antara kerabatnya ada yang mengatakan, “Jangan kamu lakukan itu!” Sebagian kerabatnya ini mengingkari perbuatan Maimunah tersebut. Lalu Maimunah mengatakan, “Iya.”
BACA JUGA: Di sini, Uang Tak Begitu Berarti
Sesungguhnya aku mendengar Nabi dan kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدَّانُ دَيْنًا يَعْلَمُ اللَّهُ مِنْهُ أَنَّهُ يُرِيدُ أَدَاءَهُ إِلاَّ أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِى الدُّنْيَا
“Jika seorang muslim memiliki utang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi utang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi utang tersebut di dunia.” (HR. Ibnu Majah, no. 2408; An-Nasa’i, no. 4690. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Sebagian kita mencari utangan bukan karena kebutuhan namun karena gengsi, sok-sokan kaya, atau karena menyaingi tetangga atau lainnya.
Jika memang ingin mengelabui manusia dengan penampilannya yang sok-sok kaya, ingatlah hadits berikut:
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasannya ada seorang wanita yang berkata, “Wahai Rasulullah, bolehkah aku berkata, ‘Sesungguhnya suamiku telah memberiku (sesuatu)’ – padahal ia tidak memberiku?” Lantas Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
BACA JUGA: 8 Tips Atur Uang Bulanan agar Tidak Jebol Sana Sini
المُتَشَبِّعُ ِبمَا لَمْ يُعْطَ، كَلاَبِسِ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
“Al-mutasyabbi’ (orang yang pura-pura kenyang dengan sesuatu) yang tidak diberikan kepadanya seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan.” (HR. Muslim, no. 2129). []
Wallahu A’lam.
SUMBER: RUMAYSHO