Oleh: Wildan Ainurrafiq Mulyana
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
walada.wil@gmail.com
TINGKAT pendidikan di Indonesia memang masih belum menemukan titik terang. Secara garis besar, pendidikan di suatu negara dapat dilihat dari angka partisipan peserta didik dan sistem yang diterapkan juga sarana dan prasarana yang difasilitasi selama proses pembelajaran.
Di tahun ajaran 2017/2018, angka partisipan murni tingkat sekolah menengah pertama hanya sebesar 76,99% dan menurun di tingkat sekolah menegah atas yang sebesar 63,7%, terbilang sangat rendah dibanding pendidikan Kuba yang menempati tingkat tertinggi di dunia yang bisa mencapai 98,3%. Angka ini didapatkan dari perbandingan masyarakat usia sekolah di jenjang tertentu dengan jumlah peserta didik dengan jenjang yang sama.
Walaupun begitu, jumlah yang masih terbilang rendah ini tetap harus dikelola dengan baik. Selama hasil didikan selama di sekolah mampu mencetak peserta didik yang kompeten dan berkualitas, jumlah peserta didik yang rendah bukan menjadi keterbelakangan.
BACA JUGA: Demi Kemajuan, Indonesia Harus Lakukan Revolusi Pendidikan 4.0
Maka dari itu, pihak sekolah perlu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan untuk membina dan mendidik peserta didik dalam segi akademis, mon akademis serta pembentukan karakter peserta didik. Terlebih dalam pembebtukan karakter, hal inilah yang akan terlhat dampaknya ketika peserta didik berinteraksi dengan civitas akademika sekolah terlebih dalam masyarakat.
Pengembangan karakter ini perlu digencarkan dalam rangka meningkatkan esensi dari pendirian lembaga pendidikan itu sendiri. Dewasa ini, beberapa pihak mendirikan lembaga pendidikan dilakukan untuk membentuk lembaga profit atau mencari keuntungan.
Dalam konteks ini, sebenarnya mendirikan sekolah sebagai ladang penghasilan bukanlah menjadi hal yang salah di masa ini selama apa yang dibayarkan oleh peserta didik cukup untuk menunjang kegiatan selama masa pembelajaran. Namun esensi yang diberikan dari sebuah lembaga pendidikan tetap harus menjadi tujuan.
Lembaga pendidikan adalah lembaga yang mendidik dan membina masyarakat untuk menghasilkan generasi yang berpendidikan dengan karakter yang berkualitas. Karena selain dari lingkungan masyarakat, karakter seseorang dapat dibentuk selama pembelajaran di sekolah.
Dalam pembentukan kakater peserta didik di lembaga sekolah, sekolah swasta menang banyak. Sekolah swasta bebas mengadakan kegiatan tambahan diluar kegiatan belajar mengajar dan memiliki otoritas lebih tinggi dibandingkan sekolah berbasis negeri. Setiap tahun sekolah swasta selalu mengalami peningkatan.
Terlebih sekolah swasta sekarang telah terorganisir untuk mencapai tujuan bersama dalam segi pembentukan karakter dan kompetensi sumber daya manusia seperti Jringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), menjadikan lembaga lainnya untuk berlomba-lomba mendirikan sekolah swasta serupa.
BACA JUGA: Pendidikan Karakter, dari Mana Asalnya?
Namun bukanlah sebuah kemustahilan bagi sekolah berbasis negeri untuk meningkatkan pembentukan karakter peserta didik. Karena dari pihak pemerintah akan sangat mendukung jika pihak sekolah hendak mengadakan kegiatan sebagai penunjang pendidikan karakter. Jika sekolah berbasis negeri mengembangkan aspek ini, kualitas sekolah swasta dan berbasis negeri tidak berbeda signifikan.
Dalam usaha pengembangan karakter peserta didik, perlu dilakukan secara intensif dengan kesungguhan. Karena inilah nilai yang bisa sekolah kembangkan, kualaitas peserta didik yang bisa ditingkatkan, sehingga jumlah peserta didik yang rendah bukan menjadi tolak ukur rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. []
Kirim ide/gagasan Anda sebagai mahasiswa lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.