Meski dikatakan surplus, ternyata di lapangan harga jagung justru mengalami kenaikan dari Rp 4.000-an/kilogram (kg) menjadi Rp 5.300-Rp 5.600/kg. Lonjakan harga ini membebani peternak kecil dan menengah.
BACA JUGA: Lihat Langsung Pidato Prabowo, Djoko Santoso Sebut Prabowo Tidak Janji Setop Impor
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Rabu malam (7/11/2018), Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta diadakan rapat koordinasi (rakor) membahas impor jagung untuk mengatasi lonjakan harga tersebut. Rakor akhirnya digelar pada Jumat (2/11/2018) dan hasilnya diadakan impor jagung 100.000 ton.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ikut buka suara menyikapi polemik impor itu.
“Nah ini… Siapa yang bilang surplus? Siapa yang minta impor?,” tutur Enggartiasto usai rapat di Kantor Presiden, Komplek Istana Presiden, Kamis (8/11/2018).
Enggartiasto mengatakan ada surat permintaan impor jagung dan sudah disampaikan ke Kementerian BUMN. Sebagai informasi, dalam rakor di Kemenko Perekonomian Jumat (2/11), Perum Bulog ditugaskan mengimpor jagung.
BACA JUGA: Berencana Impor 100 Ribu Ton Jagung, Ini Penjelasan Kementan
Perum Bulog mulai membuka tender impor jagung. Direktur Pengadaan Perum Bulog Bacthiar mengatakan tender tersebut telah dibuka. Adapun pengirimannya akan dilakukan secara bertahap sebanyak 70 ribu ton dan kemudian 30 ribu ton.
“Kita sudah buka tender dan pemasukannya bertahap. 70 ribu ton kemudian 30 ribu ton selanjutnya Insya Allah,” kata dia di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (8/11/2018). []
SUMBER: DETIK