ORANG baik (Shalih) mempunyai perbedaan dengan orang penyeru kebaikan (Mushlih). Orang baik biasanya melakukan kebaikan untuk dirinya saja, sedangkan orang penyeru kebaikan adalah orang yang senantiasa mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan orang lain.
Perlu kita pahami, konsekuensi menjadi orang baik berbeda dengan orang penyeru kebaikan. Yang menyeru kebaikan biasanya akan banyak yang memusuhi.
BACA JUGA: Milenials, Jadilah Provokator Kebaikan
Hal ini bisa kita lihat dari perjalanan hidup Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Beliau shalallahu alaihi wasallam sebelum diutus, dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik. Namun ketika Allah Azza Wajalla mengutusnya sebagai penyeru kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya tukang sihir, pendusta bahkan orang gila.
Mengapa bisa seperti itu?
Jawabannya karena Penyeru Kebaikan ‘menyikat’ batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan. Karena melalui penyeru Kebaikan itulah Allah jaga umat ini. Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri.
Allah Subhanahu wa ta’alaa berfirman:
“Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan satu negeri dengan zalim padahal penduduknya adalah penyeru kebaikan..”
BACA JUGA: Tiga Ayat Alquran yang Lebih Baik dari Tiga Ekor Unta Betina yang Hamil dan Gemuk
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengambil hikmahnya bahwa menjadi orang shalih saja tidak cukup bagi kita, sebab kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Maka lihatlah kondisi sekitar Anda. Jadilah orang shalih yang menyeru kebaikan, jangan merasa puas hanya sebagai orang baik saja. Waallahu’alam. []