AUSTRALIA—Pemerintah Australia dan Malaysia dikabarkan telah terlibat dalam perdebatan panas terkait rencana Canberra yang akan memindahkan kedutaan besarnya di Israel ke Yerusalem.
Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dalam sejarahnya pernah mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang anti-Yahudi.
BACA JUGA: Israel Geledah Kantor Gubernur Palestina di Yerusalem
Pemindahan kedutaan itu diajukan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat melangsungkan kampanye pemilihan daerah pada OKtober lalu. Usul Morrison itu menimbulkan kekhawatiran di pihak Indonesia dan Malaysia.
“Perdana Menteri Malaysia itu punya pola. Dia pernah menyebut orang-orang Yahudi sebagai orang berhidung kakak tua. Dia juga mempertanyakan jumlah orang yang terbunuh dalam Holocaust,” kata Frydenberg dalam wawancara radio.
Frydenberg mengeluarkan pernyataan itu setelah Mahathir menyebut-nyebut masalah kemungkinan pemindahan kedutaan saat bertemu dengan Morrison di KTT ASEAN pada Kamis (15/11/2018) di Singapura.
“Saya mengatakan bahwa dalam menangani terorisme, kita harus mencari sumber masalahnya,” kata Mahathir kepada para wartawan usai pertemuan itu, seperti diberitakan media Australia.
“Menambah penyebab terorisme tidak akan membantu.” Sebesar 60 persen penduduk Malaysia beragama Islam.
Morrison melemparkan ide pemindahan kedutaan Australia itu, serta mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, pada Oktober 2017 lalu.
Pengumuman yang tiba-tiba itu muncul hanya beberapa saat sebelum perebutan kursi, yang ternyata memiliki pemilih dalam jumlah besar dari kalangan Yahudi dan pemerintahan Nasional Liberal pimpinan Morrison sangat ingin menang, guna dapat mempertahankan mayoritas di parlemen.
BACA JUGA: Akan Pindahkan Kedubes Brasil di Israel ke Yerusalem, Presiden Terpilih Brasil Diundang Netanyahu
Kursi itu sendiri akhirnya lepas sehingga pemerintah menjalankan kekuasaan atas kerja sama dengan para anggota parlemen independen.
Ketika berbicara pada Jumat (16/11/2018), Morrison membenarkan bahwa Mahathir menyinggung soal kemungkinan pemindahan kedutaan namun ia menyatakan hanya “Australia yang menentukan kebijakan luar negeri Australia.”
Australia dan Malaysia sebelumnya pernah mengalami hubungan yang bergejolak.
Kedua negara berselisih 25 tahun lalu ketika Perdana Menteri Australia Paul Keating menyebut Mahathir “bandel” karena memboikot forum ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 1993. []
SUMBER: AKTUAL | ANTARA