HARTA dunia adalah salah satu perkara yang sering menipu manusia. Ketika melihat orang lain dengan kelimpahan harta, hati kita menimbun rasa dengki sehingga melupakan semua nikmat yang sudah Allah Subhanallahu Wata’ala berikan.
Padahal, sikap seorang muslim dalam perkara harta dan dunia, hendaklah dia selalu melihat orang yang berada di bawahnya. Betapa masih banyak orang yang hidup serba kekurangan. Bahkan untuk makan pun mereka kesulitan.
Seharusnya seorang muslim dalam menyikapi harta dunia, memperhatikan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.
Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan nasehat kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata,
أَمَرَنِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ وَأَمَرَنِي أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِي وَلَا أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِي
“Kekasihku yakni Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku, (di antaranya): Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, beliau memerintahkanku agar melihat orang yang berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku. …” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Cara Menyikapi Harta Dunia
BACA JUGA: Dakwah dan ‘Jebakan’ Kesibukan Dunia
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) [al kholq], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Hajar mengatakan, “Yang dimaksud dengan al khalq adalah bentuk tubuh. Juga termasuk di dalamnya adalah anak-anak, pengikut dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kenikmatan duniawi.” (Fathul Bari, 11/32).
Dengan mengingat hal ini, akan membuat hati kita lebih tenang. Selain itu, ini juga akan membuat kita sadar bahwa masih banyak nikmat dariNya yang belum kita syukuri.
Jika tidak diimbangi dengan ketakwaan, manusia memang cenderung tidak akan puas dengan yang namanya harta dunia. Manusia bisa berbuat sangat rakus seperti yang disampaikan Nabi shalallahu alaihi wassalam di bawah ini.
Cara Menyikapi Harta Dunia
Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih)
Ketika obsesi seseorang itu hanya dunia semata, maka pertama, Allah SWT akan membuat orang tersebut menjadi budaknya dunia, dan kedua, dia tidak akan pernah merasakan serba-kecukupan. Orang yang gila harta dunia, hidupnya akan selalu mengeluhkan tentang kefakiran, padahal di bawah dia ada jutaan orang lebih fakir.
Padahal jika kita renungkan, sebanyak apapun harta dunia yang dimiliki, yang bisa masuk ke dalam perut hanya sedikit saja. Dalam sekali makan, hanya sepiring hidangan makanan saja yang bisa masuk. Ironisnya, orang yang gila harta dunia setiap waktunya akan digunakan untuk mencari harta dengan meninggalkan ibadah-ibadah wajib dan sunnah kepada Allah SWT.
BACA JUGA: Sekolah, Dunia Kecil yang “Seharusnya” Menyenangkan
Contoh orang terobsesi dengan harta dunia adalah mencari uang sampai meninggalkan kajian, shalat wajib, shalat sunnah, dan meninggalkan berbuat baik kepada orang seperti sedekah.
Cara Menyikapi Harta Dunia
Maka benarlah apa yang disampakan Nabi SAW, ketika orang itu sudah terobsesi pada dunia, harta dan kekuasaan, Allah SWT jadikan kefakiran itu ada di pelupuk mata.
Padahal, setiap Muslim harus menyadari bahwa memiliki makanan untuk disantap di pagi hari, dan bisa bangun di pagi hari dengan sehat, itu adalah nikmat yang sangat tinggi yang diberikan Allah SWT. Dan ketika seorang Muslim ditimpa masalah, Allah SWT pun memberikannya sepaket, yakni beserti solusi-solusinya. Tentu hanya mereka yang bertakwa yang paham akan hal ini.
Hal yang penting diingat adalah, ketika terjadi kesulitan ekonomi atau himpitan hidup, jangan sekali-sekali bermaksiat kepada Allah SWT. Sebaliknya, kondisi ini membuka peluang kita untuk lebih bertakwa kepada Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya. Karena janji Allah SWT itu pasti. Allah akan memberikan rezekinya kepada yang dikehendakinya dari jalan yang tidak pernah disangka-sangka. []