DALAM Islam, khomr atau minuman keras haram untuk dikonsumsi. Salah satu alasan diharamkannya minuman ini karena bisa merusak kesehatan. Sedangkan muslim tidak boleh dengan sengaja merusak kesehatannya sendiri.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah minuman keras itu najis? Ulama berbeda pendapat tentang hal ini. Namun penulis kali ini mengambil pendapat dari jumhur (mayoritas) ulama yaitu empat ulama madzab, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan ulama kontemporer seperti Syaikh Muhammad Amin Asy Syinqithi, Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, dan Syaikh Sholih Al Fauzan.
BACA JUGA: Makan dengan Tangan Kiri Haram?
Dalil pendapat para ulama ini adalah firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah rijsun termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 90).
Dari ayat ini, mayoritas ulama berdalil bahwa khomr atau minuman keras di samping haram, juga najis. Mereka memaknakan rijsun dalam ayat tersebut dengan najis yang nyata.
BACA JUGA: Perdebatan Para Ulama soal Halal atau Haramnya Rokok
Meski begitu sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa khomr itu haram namun tidak najis. Wallahu A’lam. []
SUMBER: RUMAYSHO