PENYAKIT di muka bumi ini memang tersedia berbagai macam. Dari mulai penyakit yang ringan sampai yang paling berat. Meski begitu, semuanya tersedia obatnya. Tidak ada satu pun penyakit yang tidak bisa disembuhkan jika seorang penderitanya mau berusaha. Tapi, tahukah Anda, bahwa di akhir zaman kelak akan adanya penyakit yang menyebabkan kematian?
Salah satu tanda kiamat adalah apabila manusia mengalami kematian kelompok demi kelompok (kematian massal), seperti kawanan domba yang mati akibat wabah.
BACA JUGA: Penyakit Paling Mengerikan di Dunia Kata Ustaz Abdul Somad
Ada pendapat yang mengatakan bahwa tanda ini sudah terjadi pada saat Tha’un Amwas melanda. Tha’un adalah semacam borok atau memar yang muncul di badan yang disertai oleh rasa panas dan sakit yang amat sangat. Penyakit ini berbahaya dan sangat menular. ‘Amwas adalah nama sebuah desa di Palestina, terletak di dekat Baitul Maqdis.
Auf ibn Malik menuturkan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Hitunglah enam perkara yang akan terjadi menjelang dekatnya hari kiamat: Wafatku, penaklukan Baitul Maqdis, kematian yang akan menimpa kalian akibat penyakit yang seperti wabah qu’ash.”
Wabah ini sudah muncul pada masa kekhalifahan Umar ibn Khtaththab RA, pasca penaklukan Baitul Maqdis pada tahun 16 H. Penyakit ini menyebar pada tahun 18 H di negeri Syam dan menelan banyak korban hingga mencapai 25 ribu jiwa kaum Muslimin.
Di antara para sahabat nabi yang meninggal dunia akibat wabah ini adalah Mu’adz ibn Jabal, Abu Ubaidah, Syarhbil ibn Hasanah, Al-Fadl ibn Al-Abbas ibn Abdul Mutahallib dan sahabat lainnya. Semoga ridha Allah tercurah pada mereka.
BACA JUGA: Umat Muhammad, Umat Akhir Zaman yang Dimuliakan Allah
Qu’ash adalah virus yang menyerang binatang ternak. Hidung hewan yang terjangkit virus ini akan mengeluarkan lendir, lalu hewan itu pun mati seketika. Rasulullah ﷺ menyerupakan kematian ini dengan qu’ash yang menyerang kambing. Sebab, tha’un menimbulkan luka bernanah di badan, yang menyebabkan kematian bagi penderitanya. []
Sumber: Kiamat Sudah Dekat? | Karya: Dr. Muhammad Al-‘Areifi | Penerbit: Qisthi Press