Oleh: Erna Ummu Azizah
Komunitas Peduli Generasi dan Umat
WAKTU berlalu begitu cepat. Tak terasa jutaan detik telah terlewat. Hidup di dunia memang hanya sesaat. Maka mesti bersiap menuju kampung akhirat.
Benarlah bahwa hari ini dunia adalah nyata, akhirat hanya cerita. Namun setelah mati, dunialah yang hanya cerita, sedangkan akhirat yang jadi nyata. Ibarat musafir, dunia hanya tempat singgah sebelum sampai di tujuan akhir.
Sungguh merupakan kerugian ketika senja kian nampak, namun amal seorang hamba tak jua beranjak. Oleh karena itu perbanyaklah amal untuk bekal. Renungkanlah firman Allah Ta’ala:
وَالْعَصْرِ﴿١﴾إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Juga firmanNya:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Takwa, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Lakukan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Insya Allah meski terasa lelah, namun akan membawa berkah.
Maka ambillah dari dunia sesuatu yang bisa menjadi bekal untuk di akhirat. Dan jangan mengambil dari dunia sesuatu yang justru bisa menghalangi kita di akhirat. Ingatlah nasehat indah Imam Ahmad Ibn Hambal: “Dunia kampung amal, akhirat kampung balasan. Barang siapa tidak beramal di sini, akan menyesal di sana.”
Dan, kematian adalah hal yang paling jauh dari pikiran kita. Walaupun sebenarnya ia lebih dekat dari segala yang dekat dengan kita. Maka sungguh mengingat mati adalah penghancur kelezatan nafsu dunia. Menjadikan seorang hamba lebih dekat dengan Rabb-nya.
Ingatlah bahwa waktu akan dihisab. Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi)
Maka manfaatkan waktu untuk kebaikan. Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim)
Oleh karena itu mumpung masih hidup, persiapkan bekal yang cukup. Jangan menunggu ajal sebelum akhirnya nanti menyesal. Wallahu a’lam. []