MAKASSAR—Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala di bulan Oktober silam masih meninggalkan jejak-jejak kepiluan.
Likuifaksi atau hilangnya kekuatan tanah yang didefenisikan oleh warga terdampak sebagai ‘kiamat’ ini tak main-main efeknya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Minggu (21/10/2018) pukul 13.00 WIB, ada sebanyak 2.256 orang meninggal dunia, akibat bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda 4 daerah di Sulawesi Tengah tersebut.
Ribuan orang kehilangan tempat tinggal, bahkan kehilangan beberapa anggota keluarga. Hingga saat ini, mereka masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.
Kian hari berganti, pasokan logistik semakin berkurang, sementara kebutuhan tak pernah bisa ditawar-tawar. Anak-anak menjerit kehilangan senyum simpulnya. Bagaimana tidak, sekolah yang selama ini membahagiakan mereka telah rata dengan tanah.
Memasuki dua bulan fase pemulihan, Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI) masih setia membersamai mereka. Beberapa program kemanusiaan ditawarkan semisal penyediaan air bersih yang cukup, trauma healing untuk mengembalikan senyum mereka, mengadakan pengajian di tenda-tenda pengungsian hingga pemaksimalan kebutuhan pokok korban bencana.
Demi pemaksimalan program tersebut, Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (Lidmi) di seluruh Indonesia dalam waktu dekat akan melakukan penggalangan donasi gelombang ketiga.
Penggalangan donasi ini akan disubsidikan kepada Tim Lidmi Peduli Pimpinan Daerah (PD) Lidmi Palu yang hingga hari ini masih beremangat melakukan pembinaan di daerah terdampak gempa.
Ketua PP Lidmi, Hamri Muin mengatakan, penggalangan dana ini dilakukan sesuai dengan instruksi Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PP Lidmi). Seluruh kader di setiap daerah wajib melakukan penggalangan dana gelombang ketiga demi aksi kemanusiaan.
“Aksi kemanusiaan ini dilakukan sebagai mana rasa kepedulian kita terhadap saudara yang tertimpa musibah di Sulawesi Tengah,” kata Hamri, Sabtu (1/12).
Nantinya dana yang terkumpul, lanjut Hamri, akan disalurkan langsung ke warga terdampak di posko-posko yang telah di bentuk sebelumnya.
Hamri berharap agar dengan instruksi ini semua Pimpinan Wilayah (PW), Pimpinan Daerah (PD), Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan kader se-Indonesia bisa ikut terlibat.
Sebelumnya, selama beberapa hari Hamri telah melakukan kunjungan ke posko LIDMI di Palu. “Saya lihat langsung bagaimana keadaan mereka, dan untuk itu saya selaku ketua umum PP Lidmi akan segera melakukan instruksi aksi penggalangan dana sebagai wujud kepedulian kita kepada sesama,” imbuhnya.
“Harapan kami semoga saudara kita yang tertimpah musibah gempa diberikan ketabahan dalam mengahadapi musibah ini dan banyak berdoa,” harapnya.
Penggalangan donasi gelombang pertama dan kedua Lidmi telah disalurkan sebelumnya dalam bentuk distribusi logistik, program Pendidikan dan Kerohanian. Distribusi logistik yang disalurkan berupa sembako dan bantuan medis berupa obat-obatan.
Program Pendidikan Lidmi adalah pembuatan Sekolah Ceria yang sebelumnya didirikan di beberapa titik pengungsian, antara lain di Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala, Desa Lolu Kabupaten Sigi, dan Kelurahan Tipo kota Palu.
Program Pendidikan juga ditujukan untuk membantu pembangunan sekolah semi permanen dengan pengadaan inventaris penunjang kegiatan belajar mengajar, seperti yang telah disalurkan kepada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Insan Gemilang Kabupaten Sigi. []