NEW DELHI—Pameran bertajuk “Pembuka jalan: Abad 21 Wanita Muslim India” yang menampilkan kisah-kisah inspiratif dan kontribusi para Muslimah India di masa lalu, dibuka sejak 1 hingga 8 Desember 2018.
Di pameran tersebut ditampilkan kisah wanita yang sebagian besar belum pernah terdengar dan tidak dikenal dalam narasi mainstream. Pameran itu juga menampilkan potret Muslimah India yang melepaskan ‘purdah’ dan berada di garis depan dalam wacana nasionalis dan feminis dalam abad lalu.
BACA JUGA: Chapati Khas India, Coba Yuk!
Selama dan setelah gerakan kebebasan, sebuah catatan di pameran itu menyebutkan, banyak Muslimah melepaskan purdah dan menjadi mitra dalam proyek untuk membangun India yang baru.
Mereka kemudian menjadi penulis, guru, seniman, ilmuwan, pengacara, pendidik, pekerja politik, serikat pekerja, anggota parlemen, dan anggota majelis legislatif.
“Dengan beberapa pengecualian, sebagian besar dari mereka telah dilupakan seiring waktu,” demikian catatan dalam pameran tersebut, seperti dilansir dari Gulf Today.
Beberapa dari wanita ini termasuk Qudsia Aizaz Rasul, satu-satunya anggota Muslimah dari Majelis Konstituante dan penulis ‘Dari Purdah ke Parlemen: Seorang Wanita Muslim dalam Politik India’, anggota parlemen wanita pertama Assam Mofida Ahmed, yang terpilih dari Jorhat pada 1957; dan Aziza Fatima Imam, yang melayani di Rajya Sabha selama 13 tahun sejak 1973.
Pameran yang menampilkan foto, teks, dan pemasangan video, menunjukkan kontribusi signifikan Muslimah terhadap pembangunan bangsa, bersama dengan saudara perempuan mereka dari komunitas lain, melalui perjuangan kemerdekaan, kemandirian dan seterusnya.
BACA JUGA: Jadi Mualaf, Artis India Ini Ungkap Alasannya
Kegiatan pameran itu diselenggarakan oleh Forum Wanita Muslim di Pusat Internasional India (IIC). Penulis-pembuat film Syeda Imam (cucu dari penulis-pendidik awal abad ke-20 Tyaba Khedive Jung) yang meresmikan acara tersebut.
Menurut Imam, acara seperti ini mewujudkan semangat dari kontribusi aktif para Muslimah India.
Pameran pertama yang digelar Mei 2018 lalu juga turut didukung oleh Perserikatan Bsngsa-Bangsa (PBB). []
SUMBER: GULF TODAY