PRANCIS—Polisi Prancis telah menembakkan peluru karet dan menyemprotkan gas air mata di pekan keempat unjuk rasa anti-pemerintah di seluruh Prancis yang berujung kekerasan, Sabtu (7/12/2018).
Otoritas rumah sakit di Paris menyebut 126 orang terluka di kota itu, tetapi tidak ada yang serius. Setidaknya tiga orang petugas polisi juga terluka. Diperkirakan 125.000 demonstran turun ke jalanan di seluruh negeri pada Sabtu siang, dan 10.000 di antaranya di Paris, yang ditandai dengan kerusakan paling parah.
BACA JUGA: Polisi Prancis Semprot Gas Air Mata ke Massa Aksi ‘Rompi Kuning’
Di ibu kota Prancis itu para penjarah menghancurkan etalase-etalase toko, dan membakar sejumlah mobil.
Hampir 90.000 petugas dikerahkan di berbagai kota di Prancis untuk mengantisipasi bentrokan, dan 8.000 di antaranya dikerahkan di Paris, lengkap dengan 12 kendaraan lapis baja.
Gerakan ‘rompi kuning’ itu awalnya menentang kenaikan pajak bahan bakar tetapi sejumlah menteri mengatakan gerakan itu telah dibajak oleh para pengunjuk rasa dengan ideologi kekerasan.
Dalam sebuah pidato televisi Sabtu malam, Perdana Menteri Edouard Philippe mengatakan para ‘casseurs’ (pembuat onar) masih merajalela.
Dia menyerukan dilanjutkannya dialog antara pemerintah dan demonstran untuk menyelesaikan konflik. “Dialog telah dimulai,” katanya. “Sekarang kita perlu membangun kembali persatuan nasional.”
BACA JUGA: Lawan Aksi Protes, Prancis Siap Kerahkan 89 Ribu Personel Keamanan
Pekan lalu, ratusan orang ditangkap dan puluhan terluka dalam bentrokan di Paris – yang beberapa di antaranya merupakan bentrokan jalanan terburuk di ibukota Prancis selama beberapa dekade.
Selain Paris, demonstrasi juga berlangsung di berbagai kota lain seperti Lyon, Bordeaux, Toulouse, Marseille, dan Grenoble. []
SUMBER: DETIK