BUPATI Cianjur Irvan Rivano Muchtar sempat menyampaikan permohonan maaf bila pengawasannya kurang ketat pada bawahannya sehingga terjadilah operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Hal ini disampaikannya sebelum masuk ke dalam mobil yang mengantarnya ke rumah tahanan (rutan).
“Saya memohon maaf ke masyarakat Kabupaten Cianjur atas kelalaian saya mengawasi aparat Pemerintah Kabupaten Cianjur yang telah melanggar hukum,” kata Irvan sebelum memasuki mobil tahanan yang mengantarnya ke rumah tahanan, Kamis (13/12/2018).
BACA JUGA: Duka Bupati Emil Dardak atas Kepergian Adiknya
“Saya sebagai kepala daerah ikut bertanggung jawab. Semoga ke depan jadi pembelajaran bagi kita,” imbuhnya.
Meski membantah keras tidak menerima sepeser pun duit haram itu, Irvan tidak menepis adanya pemotongan anggaran dana otonomi khusus (DAK) pendidikan. Malah, Irvan menganggap penyunatan anggaran itu adalah inisiatif bawahannya.
“Iya seperti itu mungkin,” ujar Irvan.
Irvan memang tidak sendiri menyandang status tersangka di KPK. Ada tiga orang lainnya yang juga bernasib sama yaitu Cecep Sobandi selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Rosidin selaku Kepala Bidang SMP di Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, dan Tubagus Cepy Sethiady selaku kakak ipar Irvan.
KPK menduga Irvan memeras kepala sekolah terkait DAK pendidikan sebesar Rp 46,8 miliar. Dia diduga meminta bagian 7 persen atau sekitar Rp 3,2 miliar dari DAK tersebut.
BACA JUGA: Gunakan Rompi Tahanan KPK, Bupati Cianjur: Saya Minta Maaf, Semoga Ini Jadi Pembelajaran
Soal bantahan Irvan itu, KPK pun tak ambil pusing. Bagi KPK, siapa pun yang telah menjadi tersangka tentunya sudah diperhitungkan betul-betul buktinya.
“Bantahan atau sangkalan dari tersangka sering disampaikan. KPK tentu tidak bergantung pada keterangan itu tapi pada bukti-bukti yang kami yakini telah cukup untuk meningkatkan ke penyidikan kemarin,” ucap Kabiro Humas KPK Febri Diansyah. []
SUMBER: DETIK