SELESAI lah jenazah ini dikubur. Semua pengantar satu-persatu pulang. Dengan jelas, sang jenazah mendengar suara sandal mereka.
Setelah semua pengantar pulang, tiba-tiba berdatang kepadanya sesuatu dari berbagai arah. Ada yang datang dan diam di bagian kepala. Datang lagi yang lain dan diam di sebelah kanannya. Di sebelah kirinya juga telah diam berjaga satu sosok. Dari arah kakinya lebih banyak lagi yang datang dan seperti siaga berjaga di situ.
Maaf, tidak ada celah masuk dari arahku ini. Sosok yang berjaga pada bagian kepala berkata kepada makhluk lain yang hendak menyentuh jenazah itu dari arah kepalanya. Jawaban yang sama kompak dikatakan oleh sosok yang sigap menjaga dari kanan, kiri, dan kaki si jenazah beruntung ini. Tidak ada peluang masuk dari sebelah sini.
BACA JUGA: Jenazah yang Bunuh Diri Tidak Dikafani?
Ternyata sosok para penjaga itu adalah sahabat karib di jenazah ini saat hidupnya dulu. Penjaga bagian atas di kepalanya adalah shalat lima waktu. Penjaga sebelah kanan adalah puasa. Penjaga sebelah kiri adalah zakat. Dan penjaga dari arah kedua kakinya adalah sedekah, silaturahmi, keramahan kepada orang lain, dan semua kebaikan yang pernah dilakukannya. Semua kompak menjaga si jenazah dari sentuhan siksa kubur.
”Duduklah,” ada suara yang didengarnya. Hari sudah hampir Magrib ketika itu.
”Lihat, tahukah kamu siapakah orang yang dihadapanmu itu? Apa kesaksianmu tentang orang itu,” pertanyaan diajukan kepada si jenazah.
BACA JUGA: Apakah di Alam Kubur Itu Gelap?
Sebelum menjawab, jenazah itu mengajukan sebuah permintaan, ”beri saya kesempatan untuk shalat dulu”.
”Silakan, dan segera jawab pertanyaan kami, sang penanya mengingatkan.
”Jadi siapakah lelaki itu? Apa kesaksianmu tentangnya?”
Jawaban fasih dan percaya diri diutarakan jenazah terjaga ini, ”Beliau adalah Nabi Muhammad. Aku bersaksi dia adalah utusan Allah. Dia datang membawa kebenaran dari Allah swt”.
”Tepat! Atas kesaksianmu itulah dulu kami jalani hidup. Atas itu pula kami mati. Dan kelak kamupun akan dibangkitkan dengan membawa kesaksian itu. Lega sang jenazah dibuatnya”.
Lalu sebuah pintu dibukakan baginya. Pintu Surga! Inilah tempat tinggalmu berikut segala kenikmatan yang telah Allah janjikan untukmu. Girang, bahagia dan makin tertarik lah si jenazah demi mendengar kabar ini.
Pintu lain terbuka. Inilah pintu Neraka. ”Andai dulu kamu membangkan kepada Allah, inilah tempat tinggalmu berikut segala ancaman yang Allah siapkan untukmu.”
Bahagia si jenazah makin membuncah demi selamat dari pintu mengerikan itu.
Belum habis gembiranya, kini kuburannya meluas 70 kali lipat. Terbentang luas dan penuh cahaya kubur tempatnya menunggu pintu surga yang barusan ditunjukkan kepadanya. Tubuhnya kembali utuh. []
Sumber: Hadits Ibnu Hiban dan Hakim
K.H. Marfu Muhyiddin Ilyas, MA
A’wan PCNU Kabupaten Purwakarta Jawa Barat
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi Muhajirin
IG: @guru4ngaj