REZIM Cina telah menerapkan langkah-langkah diskriminatif dan kebijakan represif yang lebih brutal terhadap etnis Uighur yang mayoritas beragama Islam belakangan ini. Tak hanya menyita paspor etnis Uighur di Xinjiang pada tahun 2016, tetapi juga menangkap dan memenjarakan Uighur yang mencoba melarikan diri dari penganiayaan di tangan rezim Cina.
Saat ini ada sekitar 1 hingga 3 juta etnis Uighur yang telah ditahan, dipenjara, atau dipaksa masuk ke dalam salah satu dari banyak “kamp konsentrasi” yang baru dibangun di seluruh wilayah barat-jauh negara Komunis tersebut.
BACA JUGA: Penderitaan Muslim Uighur, Krisis Hak Asasi Manusia yang Diabaikan Dunia
Hal ini mendorong banyak aktivis HAM untuk menarik kesejajaran antara perlakuan buruk Cina terhadap Muslim di Xinjiang dengan kekejaman Nazi terhadap orang Yahudi di Eropa pada pertengahan abad sebelumnya.
Di kamp-kamp konsentrasi Cina, Muslim Uighur dipaksa untuk mencela Islam, meninggalkan budaya mereka dan bersumpah setia kepada ideologi Komunis,
Untuk pengungsi Uighur di luar negeri, tidak hanya pulang ke rumah yang tidak terpikirkan, tetapi juga membebaskan anak-anak mereka, ibu, ayah, kakek-nenek, saudara laki-laki, saudara perempuan, bibi dan paman dari China hampir tidak mungkin.
Steven Zhang adalah seorang Muslim Hui yang sekarang tinggal di Amerika Serikat (AS), tetapi istrinya Muslim Uighur, Hariguli Aimaier.
Aimaier ditangkap oleh pihak berwenang Cina pada 18 Januari 2016, ketika dia mencoba menyeberangi perbatasan dalam upaya untuk melarikan diri dari Cina dan bergabung dengan suaminya di Amerika.
Aimaier diketahui meninggal dunia hanya enam minggu setelah penangkapannya, setelah mengalami teknik penyiksaan air dingin selama ‘dipenjara.’
Beberapa bulan kemudian, Zhang kembali ke Tiongkok untuk menuntut keadilan dan pertanggungjawaban atas kematian istrinya. Alih-alih menerima sidang atau bahkan permintaan maaf dari rezim, Zhang menuduh rezim mencoba membunuhnya dalam apa yang dia gambarkan sebagai “manipulasi kecelakaan sepeda motor.” Artinya Cina mencoba ‘mendandani’ upaya pembunuhan terhadapnya agar terlihat seperti kecelakaan lalu lintas yang aneh.
BACA JUGA: Mengapa Ada Diskriminasi terhadap Muslim Uighur?
Zhang memperingatkan bahwa “Karena saya berusaha untuk mengekspos penindasan rezim Cina terhadap Uighur di Xinjiang, laptop dan telepon saya justru diretas segera oleh Shanghai.”
“Jika Anda memutuskan untuk mengungkapkan gambaran besar kejahatan Partai Komunis China terhadap Muslim Uighur, Anda perlu mengambil tindakan pencegahan terhadap potensi jebakan (perangkap madu), penyuapan uang, bahkan mungkin diikuti dengan manipulasi kecelakaan lalu lintas,” ungkap sebuah peringatan Wakil Duta Besar untuk Pakistan yang dicap sebagai “propagandis anti-Cina yang terkenal.”
The Wall Street Journal melaporkan bahwa rezim Cina sudah biasa menargetkan para kritikus Muslim Uighur dan pengungsi di luar negeri. Bahkan para mahasiswa Uighur di negara-negara asing menjadi sasaran dan diancam dengan pemberitahuan yang menuntut mereka segera kembali. Caranya? Menahan orang tua mereka yang berada di Cina. []
SUMBER: ALARABY