XINJIANG—Sekira 450 mahasiswa Muslim Kazakh di wilayah Habahe dan Burqin dari Xinjiang, Cina, telah memprotes perintah rezim untuk mengonsumsi daging babi, World Uyghur Congress melaporkan pada Rabu (19/12/2018).
Namun, sebagian besar dari mereka yang memprotes telah ditangkap oleh pihak berwenang Cina. Menurut laporan RFA, kementerian pendidikan setempat belum mengungkapkan keberadaan para mahasiswa tersebut.
BACA JUGA: Pemerintah Cina Tuduh Uighur Terlibat ‘Terorisme’, Amnesty International: Tak Ada Bukti Meyakinkan
“Lebih dari 400 mahasiswa Kazakh telah menghilang selama seminggu, bahkan orang tua mereka tidak tahu di mana mereka berada. Sebuah laporan menyebutkan bahwa mereka ditahan lantaran menolak mengonsumsi daging babi, yang tampaknya dianggap melanggar hukum oleh rezim Cina,” ujar Serikjan Bilash, aktivis hak Kazakh, mengatakan kepada RFA pada Selasa (18/12/2018).
Seorang warga Muslim mengatakan kepada RFA bahwa mahasiswa yang menggelar aksi protes itu sengaja dikunci di ruang freezer daging babi usai mereka ditahan.
“Di Burqin (county), ada freezer daging. Para mahasiswa yang melakukan aksi protes di Habahe sekarang berada di dalam lemari pendingin yang penuh dengan bangkai babi,” kata seorang penduduk yang menjadi saksi sebagaimana dikutip oleh RFA.
“Wilayah Habahe sekarang dikunci oleh polisi dan militer. Orang-orang telah ditolak masuk ke Habahe selama berhari-hari,” tambah saksi tersebut.
BACA JUGA: Kekang Uighur, Rezim Cina Terapkan Kampanye Anti-Halal
Sementara itu, penduduk lain mengatakan bahwa Muslim yang tinggal di Xinjiang hampir tidak memiliki pilihan dalam situasi ini.
“Bagi warga Muslim Uighur di Xinjiang, kami berjuang mati-matian, atau kami disiksa dan dicuci otak oleh rezim. Lama-lama kami bisa mati,” kata seorang penduduk kepada RFA.
Laporan itu muncul di tengah klaim bahwa hampir satu juta orang Uighur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya telah dikurung di kamp interniran di Xinjiang oleh rezim Cina. []
SUMBER: WORLD UYGHUR CONGRESS