DOHA—Sabtu (22/12/2018), putri almarhum presiden Irak Saddam Husain, Raghad Saddam Husain mempublikasikan rekaman terkait peringatan ke-12 eksekusi ayahnya yang meninggal di tiang gantungan pada 30 Desember 2006 lalu.
Dalam rekaman tersebut, Raghad mengajak segenap masyarakat Irak untuk mengenyampingkan ego pribadi dan sektoral untuk kepentingan bangsa yang telah mengalami impitan demi impitan sejak Agresi Amerika pada 2003.
BACA JUGA: Wajah Irak tanpa Saddam
“Wahai warga Irak yang tercinta, agar visi kita menuju Irak yang lebih aman dan stabil dibandingkan sekarang,” kata dia.
Tak lupa, Raghadmengingatkan kembali bagaimana Irak di bawah kepemimpinan ayahandanya yang menjadi penjaga gerbang timur yang merupakan benteng bagi ambisi Iran memperluas cengkeramannya di kawasan Arab.
Raghad mengatakan, di bawah kepemimpinan ayahandanya yang dia sebut syahid itu, tak satu pihak pun berani mengganggu negara dan kemuliaan bangsa.
Kondisi tersebut jauh berbeda setelah 2003, saat nilai-nilai kemanusiaan dan etika sirna, lalu ide-ide Barat menggurita, dan kemudian di susul dengan eksploitasi agama sebagai tameng untuk memaksakan gagasan-gagasan partai.
BACA JUGA: Sesumbar Iran: Nasib Trump akan Seperti Saddam
Raghad mengklaim, sejak ayahandanya lengser dan agresi AS, Irak menghadapi multikrisis seperti pengusiran, pembunuhan, dan perlakuan rasial.
“Belum lagi teroris rasdikal yang memberangus sejarah negara dan peradabannya,” tutur dia. []
SUMBER: AL JAZEERA