RASA cinta memang menjadi sebuah anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari rasa itu, bisa menyatukan seorang lelaki dan perempuan dalam ikatan yang suci. Kemudian, dari keduanya akan tumbuh manusia baru yang akan meneruskan peradaban dunia.
Nah, biasanya cinta pertama itu cukup sulit untuk dilupakan. Ya, orang pertama sebagai penaruh rasa terindah itu, akan selalu terkenang. Meski sudah memiliki cinta yang baru, banyak orang sulit melepaskan ingatannya dari cinta pertama. Lalu, jika hal ini terjadi pada suami kita bagaimana?
Pertama, itulah bagian dari keterbatasan manusia. Suami tidak mampu menghilangkan semua memori yang pernah dia alami. Keadaan ini tidak hanya dialami suami Anda, tapi juga orang lain bahkan Nabi ﷺ pun mengalami hal serupa hingga membuat Aisyah cemburu. Di depan Aisyah, Nabi dengan bangganya mengatakan, “Sungguh Allah telah menganugerahkan kepadaku rasa cinta kepada Khadijah,” (HR. Muslim, no. 2435).
Padahal kita mengetahui bahwasanya Aisyah adalah wanita yang sangat pencemburu. Aisyah Radhiallahu ‘Anha bertutur, “Nabi ﷺ jika menyebut tentang Khadijah maka ia pun memujinya, dengan pujian yang sangat indah. Maka pada suatu hari aku pun cemburu, maka aku berkata, ‘Terlalu sering engkau menyebut-nyebutnya, ia seorang wanita yang sudah tua. Allah telah menggantikannya buatmu dengan wanita yang lebih baik darinya.’
Maka Nabi berkata, ‘Allah tidak menggantikannya dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Ia telah beriman kepadaku tatkala orang-orang kafir kepadaku, ia telah membenarkan aku tatkala orang-orang mendustakan aku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan hartanya tidak membantuku, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari wanita-wanita yang lain’,” (HR. Ahmad, no 24864 dan dishahihkan oleh para pentahqiq Musnad Ahmad).
Setelah wafatnya Khadijah kecintaan Nabi tetap melekat di hati beliau. Beliau masih tetap sering menyebut-nyebut Khadijah bahkan beliau memberikan hadiah kepada sahabat-sahabat Khadijah Radhiallahu ‘Anha, hingga seakan-akan sepertinya tidak ada wanita di dunia ini kecuali Khadijah.
Aisyah mengatakan, “Aku tidak pernah cemburu pada seorang pun dari istri-istri Nabi ﷺ seperti kecemburuanku pada Khadijah. Aku tidak pernah melihatnya akan tetapi Nabi ﷺ selalu menyebut namanya. Terkadang Nabi ﷺ menyembelih seekor kambing kemudian beliau memotong-motongnya lalu mengirimkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Terkadang aku berkata kepadanya, ‘Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita yang lain kecuali Khadijah,’ lalu Nabi ﷺ berkata, ‘Dia itu wanita yang demikian dan demikian dan aku memiliki anak-anak darinya…’,” (HR. Al-Bukhari, no. 3907).
Dari sisi ini, hendaknya Anda juga memahami dan pengertian. Sebagaimana jika Anda juga memiliki kekurangan tentu saja Anda ingin agar suami Anda memahami kekurangan Anda.
Kedua, di sisi lain ini adalah kekurangan yang layaknya dimengerti akan tetapi hal ini juga termasuk penyakit. Maka Anda berdua harus berusaha mengobatinya. Jika masih ada barang-barang atau semua atribut yang berkaitan dengan cinta pertama suami Anda, yang bisa mengingatkannya pada cinta pertamanya, maka alangkah lebih baik dibuang saja.
Berlakulah baik terhadap suami Anda. Sehingga ia meyakini Andalah perempuan terbaik baginya. Dengan demikian hal ini pun membantunya untuk melupakan cinta pertamanya tersebut.
Ketiga, perbanyaklah bedoa kepada Allah. Mohonlah pada-Nya agar Allah memperbaiki hati suami. Karena Dia-lah Dzat yang mengendalikan hati semua manusia. []
Sumber: konsultasisyariah.com