BETLEHEM telah menerima turis dan pengunjung Kristen dari seluruh dunia untuk merayakan Natal di kota yang dianggap sebagai tempat kelahiran Yesus. Betlehem merupakan salah satu kota di Tepi Barat, Palestina.
Namun, Israel melarang umat Nasrani dari Jalur Gaza untuk mengunjungi kota suci ini. Umat Nasrani di Gaza juga tidak diizinkan mengunjungi kerabat mereka di Yerusalem atau di mana pun di Tepi Barat, menurut sebuah organisasi hak asasi manusia.
BACA JUGA: Anton Salman: 87% Wilayah Betlehem di Bawah Kendali Israel
Organisasi Kepedulian Timur Tengah, yang berkenaan dengan membela hak-hak orang Kristen di Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan bahwa Israel menolak semua permintaan orang-orang Kristen di Gaza untuk izin memasuki Betlehem. Kecuali untuk orang-orang yang berusia di atas 55 tahun, dan hanya untuk 400 orang.
Menurut laporan, Israel telah menerima banyak permintaan izin dari orang-orang Kristen Gaza sebelum Natal dalam beberapa tahun terakhir.
Terutama yang disampaikan oleh Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem, yang pada 2016 menerima lebih dari 600 izin selama perayaan Natal.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata Palestina telah membenarkan bahwa Betlehem telah menerima banyak wisatawan sebelum Natal. Para wisatawan datang dengan alasan bahwa merekalah yang paling beruntung karena merayakan Natal di tempat yang diklaim sebagai tempat kelahiran Yesus. Kementerian juga mengonfirmasi bahwa “semua hotel di Bethlehem sudah habis dipesan.”
BACA JUGA: Cari Pemuda Pelempar Batu, Israel Gerebek SMA di Betlehem
Perayaan Natal tahun ini terjadi di tengah situasi kemanusiaan yang keras untuk warga Nasrani Palestina. Pada Senin (17/12/2018) PBB dan otoritas Palestina telah meluncurkan seruan untuk mengumpulkan dana 350 juta dolar untuk menyediakan pasokan bantuan kemanusiaan ke Palestina pada 2019.
Namun, Program Pangan Dunia (WFP) mengumumkan dua hari setelahnya bahwa pemotongan bantuan pangan memengaruhi sekitar 190.000 warga Palestina yang miskin di Gaza dan Tepi Barat – setengah dari semua penerimanya di sana, dengan alasan kekurangan dana yang besar. []
SUMBER: ALARABIYA