SEJUMLAH bencana alam yang terjadi di Indonesia selama 2018 diketahui kerap terjadi pada akhir pekan. Padahal bencana itu sendiri mungkin saja dapat diprediksi oleh lembaga-lembaga geologi yang ada, namun yang terjadi justru datang secara tiba-tiba.
Gempa bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terjadi pada Ahad, 29 Juli 2018, atau beberapa bulan sebelum gempa dan tsunami melanda kota Palu. Gempa Lombok diperkirakan terjadi akibat lapuknya endapan gunung berapi berusia sekitar 10 juta tahun. Atas kejadian tersebut, kota lombok rusak parah dan memerlukan proses perbaikan jangka panjang seperti di kota Palu.
BACA JUGA: 59 Mahasiswa UI Selamat dari Tsunami
Dengan kekuatan 6,4 – 7,0 skala richter, gempa Lombok tercatat merenggut korban jiwa hingga 555 orang dan setidaknya 400.000 orang harus mengungsi ke tempat pengungsian.
Pada Jumat, 28 September 2018 akan selalu dikenang oleh publik tanah air akan musibah gempa dan tsunami yang melanda kota Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Tercatat 2000 lebih nyawa terenggut atas musibah yang terjadi di pantai barat pulau Sulawesi dengan kekuatan 7.7 skala richter yang diikuti oleh gelombang tsunami.
BACA JUGA: Kenang Terjangan Tsunami, Ifan Seventeen: Saya Merasakan Sakartul Maut
Terakhir, tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 menutup tahun dengan korban yang mencapai ratusan tewas, ribuan luka-luka dan puluhan hilang. Tsunami melanda selat Sunda khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang. Hingga Selasa (25/12/2018) pukul 13:00 WIB, data sementara jumlah korban menjadi 429 orang meninggal dunia, 1485 orang luka-luka dan 154 orang hilang.
Namun demikian, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bencana alam besar yang kerap terjadi pada waktu tertentu.
“Memang, data kejadian bencana-bencana besar kejadiannya pada akhir bulan, di atas (tanggal) 20an, harinya Jumat malam, Jumat Sore, Sabtu, dan Minggu. Mengapa terjadi itu? Ya gak ada penelitiannya,” ungkap Sutopo. []
SUMBER: RAKYATKU | IDN TIMES