ITALIA—Seorang bocah lelaki berusia dua tahun meninggal dunia akibat kehilangan darah setelah praktik sunat yang gagal di sebuah pusat penampungan migran di Italia. Pelaku praktik sunat illegal ini seorang pria berusia 66 tahun telah didakwa dengan pasal pembunuhan, lapor media Italia.
Media menyebut, pria yang ditangkap itu adalah warga negara Amerika asal Libya.
Kakak kembar bocah yang menjadi korban itu juga menjalani praktik sunat di Monterondo, kawasan pinggiran di barat laut Roma, dan sedang dalam pemulihan di rumah sakit.
BACA JUGA: ‘Anunya’ Putus saat Disunat, Pemuda Ini Gugat Pemerintah Malaysia
Setiap tahunnya di Italia berlangsung sekitar 5.000 praktik sunat, tetapi lebih dari sepertiganya dilakukan secara ilegal, kata lembaga sosial bidang kesehatan, AMSI.
Sebuah LSM budaya, Arci, mengatakan praktik sunat itu dilakukan di pusat pengungsi yang dijalankan bersama dewan lokal di Monterondo.
“Ini tragedi yang membuat kami tak bisa berkata-kata,” kata Arci dalam sebuah pernyataan di Facebook. Disebutkan, mereka akan melakukan gugatan perdata setelah mereka yang bertanggung jawab atas kematian anak itu ditetapkan oleh polisi.
Dua anak laki-laki yang belum disebutkan namanya itu, lahir di Italia pada tahun 2017 dari seorang ibu Nigeria yang sudah memiliki lima anak lainnya di Nigeria.
Media lokal mengatakan ibu itu sebetulnya adalah seorang Katolik, namun meminta dilakukannya sunat terhadap kedua anak kembarnya sesuai dengan tradisi Islam Nigeria.
“Ini tragedi yang tidak masuk akal,” kata Antonino Lupi, wali kota Monterondo, dalam sebuah wawancara dengan Corriere Della Sera.
Sejak beberapa waktu, praktik sunat tidak bisa dilakukan di lembaga kesehatan masyarakat di Italia.
BACA JUGA: Disyariatkan Dalam Islam, Inilah 6 Manfaat Sunat Menurut Medis
Sunat bisa dilakukan di klinik swasta, dengan biaya antara €2.000 (Rp3,2 juta) hingga €4.000 (Rp6,4 juta), kata Foad Aodi, presiden AMSI.
Akibat mahalnya biaya sunat yang resmi, orang-orang dari latar belakang keluarga miskin dapat “berakhir di tangan orang-orang yang tidak bermoral dan tidak terampil, yang bersedian melakukan sunat dengan biaya €50 (Rp800.000) bahkan €20 (Rp320 ribu),” kata Aodi. []
SUMBER: BBC