INTERAKSI sesama manusia yang merupakan tabiat dari sifat sosial setiap manusia, terkadang menimbulkan kesalah fahaman, pertengkaran dan bahkan permusuhan. Karena manusia memiliki perasaan, latar belakang, dan persepsi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Sehingga potensi timbulnya konflik sesama manusia sangat dimungkinkan. Padahal persatuan dan kesatuan ummat merupakan satu perintah Allah SWT.
Dalam sebuah ayat, Allah SWT berfirman (QS. Ali Imran/ 3 : 103): “Dan berpegang teguhlah kalian semua pada tali Allah, dan jangalah kalian bercerai berai.”
Untuk itulah Rasulullah SAW menggambarkan bahwa mendamaikan dua orang yang berselisih adalah shadaqah. Karena tidak mungkin dalam menjalankan aktivitas sehari-hari manusia tidak mengalamai masalah dengan orang lain. Dan oleh karenanya konflik akan selalu terjadi, sepenjang manusia masih menempati bumi. Hal ini terjadi karena beberapa hal:
BACA JUGA: Ajaib! Demam Ternyata Banyak Manfaatnya bagi Manusia
1. Sifat dan tabiat manusia yang emosional, mudah untuk menumpahkan darah.
Dalam Al-Quran Allah SWT menjelaskan bagaimana para malaikat “bertanya” kepada Allah SWT ketika akan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi, karena mereka suka menumpahkan darah. Allah SWT berfirman (QS. Al-Baqarah/ 2 : 30)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
2. Karena sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apapun yang dimilikinya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menggambarkan :
Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sekiranya anak adam memiliki emas sebanyak dua gunung, maka ia sangat menginginkan gunung ketiga berupa emas. Dan tidak akan ada yang dapat memenuhi keinginannya, kecuali tanah (kubur). Dan Allah menerima taubat siapapun yang bertaubat.” (HR. Turmudzi)
3. Sifat manusia yang tamak, kikir dan suka berkeluh kesah terhadap anugerah yang Allah berikan padanya. Dalam Al-Quran Allah SWT menjelasakan (QS. Al-Maarij/ 70 : 19 – 21)
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.”
BACA JUGA: Rasulullah Kabarkan akan Muncul Orang Berwajah Manusia, Berhati Setan di Akhir Zaman
4. Adanya perbedaan sifat, karakter, orientasi, tujuan dan jalan kehidupan masing-masing insan sehingga sangat mungkin perbedaan-perbedaan seperti ini meruncing dalam aktivitas sehari-hari. Dalam Al-Quran Allah SWT memberikan isyarat (QS. Al-Hujurat/ 49 : 13)
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Antisipasi dari terjadinya ikhtilaf dan perpecahan diantara umat manusia adalah diantaranya dengan ishlah bainannas sebagaimana digambarkan dalam hadtis di atas. Bahkan dalam Al-Quran digambarkan, jika salah satu dari pihak yang bertikai tidak mau diajak untuk ishlah, atau justru berbuat aniaya, maka kita diperintahkan untuk memerangi pihak tersebut : (QS. Al-Hujurat/ 49 : 9).
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
Wallahu A’lam Bis Shawab. []
Sumber: Majalah SAKSI, Jakarta