ABU Bakar, sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasllam adalah orang pilihan. Dia rela rela mengorbankan segala yang dimilikinya. Abu Bakar senantiasa mendahulukan Nabi dalam segala hal.
Ketika melakukan perjalanan hijrah, dia masuk gua pertama kali untuk memastikan gua tersebut aman bagi shalallahu alaihi wasllam. Ia bahkan mengebas-ngebaskan dan menyapu gua tersebut dengan tangannya kalau-kalau ada ular atau kalajengking.
BACA JUGA: Ular Takut Garam Ternyata Mitos, Panji Ungkap Cara Usir Ular yang Benar
Abu Bakar juga menutup setiap lubang yang ada dalam gua itu. Rasulullah shalallahu alaihi wasllam kemudian tidur dalam perlindungan Abu Bakar.
Ada yang terjadi ketika itu. Di salah satu lubang dalam gua yang masih belum tertutup, ada seekor ular mematuk kaki Abu Bakar.
Kejadian itu terjadi pas ketika Rasul shalallahu alaihi wasllam tidur. Abu Bakar tidak mau membangunkan Rasulullah shalallahu alaihi wasllam, sampai sakitnya mengalahkan dia sedemikian rupa sehingga meneteslah air mata di pipinya, dan perlahan sampai jatuh di pipi Rasulullah shalallahu alaihi wasllam.
Rasulullah shalallahu alaihi wasllam terbangun bangun berkata: “Apa yang terjadi, Abu Bakar?”
Abu Bakar menjawab: “Aku digigit ular, ya Rasulullah.”
BACA JUGA: Enam Anak Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Keistimewaannya
Rasulullah shalallahu alaihi wasllam meniup air liurnya ke luka Abu Bakar. Setelah itu Rasulullah berdoa: “Ya Allah tempatkan Abu Bakr denganku di hari Qiyaamah.”
Allaah Ta`aala langsung menjawab doa Nabi-Nya: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surah Taubah ayat: 40). []