JAKARTA–Nilai tukar (kurs) rupiah telah menguat sebesar 27 poin menjadi Rp14.564 pada Kamis (27/12/2018) pagi. Angka ini naik dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.591 per dolar, seiring dengan potensi pelemahan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan bahwa dolar AS bergerak melemah seiring adanya potensi pelemahan pada ekonomi negara adi daya itu akibat imbas perang dagang, ditambah dengan “shutdown” pemerintahan AS.
BACA JUGA: Pemerintah AS Alami Shutdown Kedua Kalinya
“Secara sentimen, itu yang membuat dolar AS mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah,” kata Reza.
Ia menambahkan penutupan pemerintahan juga memicu imbal hasil obligasi AS menjadi lebih rendah, sehingga membuka peluang aliran dana menuju negara berkembang, termasuk Indonesia.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra, mengatakan, rilis data tingkat keyakinan konsumen AS menjadi salah satu faktor yang menjadi perhatian pelaku pasar.
BACA JUGA: Gara-gara Tembok Meksiko, Pemerintahan AS Tutup untuk Ketiga Kalinya
Pemerintah federal tutup sejak Senin (25/12/2018), saat kongres tidak juga menyetujui pendanaan 5 miliar USD untuk dinding perbatasan AS-Meksiko yang diusulkan Trump. Kebuntuan itu berdampak pada ribuan pekerja federal dan nilai mata uang dolar. []
SUMBER: AKTUAL