Oleh: Desi Prihantini
Tepus, Gunungkidul
Mahasiswa
KATA dakwah sering bersanding dengan kewajiban tiap umat muslim. Berdakwah artinya mengajak objek dakwah untuk melaksanakan yang haq dan menjauhi yang bathil. Meski berulang kali diperdegarkan, dakwah nyatanya masih menajdi soft skill yang sulit dipunyai.
Menjadi agen dakwah yang baik, dewasa ini makin sulit dilakukan seiring perkembangan teknologi. Rasulullah SAW yang makhsum dan akhlaknya sempurnapun masih menuai cacian, apalagi kita manusia biasa yang tak luput dari dosa. Tentunya perlu strategi tersendiri untuk berdakwah di era millenial ini.
Tantangan itu juga banyak dirasakan oleh muslimah. Melihat tren bahwa berhijab telah menjadi mode dan style tak lantas membuat dakwah menjadi lebih mudah. Misalnya saja karena mode hijab kekinian menjadi tren, pembenaran terhadap aturan sebenarnya sulit ditegakkan dengan dalih ‘saat ini baru belajar’ atau ‘ini saja sudah lebih baik’.
BACA JUGA: Adab Berpakaian bagi Muslimah, Ini Dia
Di era millenial ini, sebenarnya banyak keuntungan dan peluang untuk menciptakan strategi dakwah. Berbagai keuntungan tersebut diantaranya adalah:
1. Media Sosial
Sebagian besar wanita menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan membagikan aktivitas kesehariannya. Pada berbagai platform media sosial itulah kita sebagai muslimah dapat mengambil peran untuk menyebarkan konten-konten positif yang berpotensi untuk disebarluaskan kepada orang lain. Selain itu, media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan konten islami bahkan dalam hal kecil sekadar sticker, logo dan lainnya.
2. Situs belanja online
Beberapa muslimah millenial telah beralih gaya hidup menjadi serba online. Dengan kemudahan yang ditawarkan; transfer, tanpa harus bertemu, memungkinkan situs belanja ini lebih digemari. Disinilah ada potensi untuk berdakwah yaitu dengan membuat give away, promosi buy one get one, atau diskon properti muslimah yang sesuai syariat. Selain itu, para penjual dapat memanfaatkan peluang ‘artis terkenal yang sudah berhijrah’ untuk menarik perhatian muslimah lain agar tergerak untuk mengikuti idolanya berhijrah.
3. Media Cetak
Nilai-nilai islami yang dikemas dalam cerita menarik biasanya lebih memikat para muslimah untuk membaca dan memahami nilai islam tersebut. Misalnya nilai islam tentang menjaga interaksi antara lawan jenis yang dikemas dalam buku teenlit atau spiritual romance agar dapat diambil himahnya.
4. Film/ media audio visual lainnya
Maraknya film edukasi tentang islam ternyata telah memiliki tempat tersendiri di hati muslimah millenial. Seperti halnya film Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Negeri 5 Menara, Cinta Pesantren yang telah memberi warna bahwa nilai islam yang dikemas dalam audio visual yang baik selalu menarik dan dinanti untuk ditonton.
Selain strategi-strategi di atas, sebagai muslimah millenial kita juga perlu membentuk softskill agar tutur dan laku kita mampu membekas di masyarakat dan harapannya dapan mengubah life style muslimah lain untuk bersama-sama menjadi lebih baik-baik. Dengan perilaku yang baik, dakwah yang kita sampaikan menjadi lebih dekat dengan hati mereka dan mudah diterima kebenarannya.
Beberapa soft skill yang harus dimiliki seorang muslimah millenial diantaranya:
1. Memiliki empati yang tinggi.
Menjadi muslimah yang peka, merasakan apa yang saudarinya rasakan akan membuat peran kita lebih berarti bagi saudari kita. Muslimah yang berempati adalah mereka yang mampu merangkul lingkungannya ketika mereka telah menjauh dari islam dan senantiasa peduli dan berbagi dengan saudari yang lain.
2. Memiliki sifat asertif
Muslimah yang mampu berkata kebenaran dalam cara yang baik. Dewasa ini banyak kebenaran yang sulit diterima karena cara penyampaiannya yang kurang tepat. Hal ini mengingatkan bahwa Islam adalah perdamaian, yang senantiasa mengajak kebaikan seseorang tanpa paksaan.
3. Menjadi muslimah yang percaya diri dan memiliki self motivation
Saat ini perlu menjadi figur muslimah yang memiliki positive attitude, berinisiatif dalam banyak kesempatan dan bekerja dengan baik (work well). menjadi muslimah prestatif seperti inilah yang perlu dipunya seorang pendakwah millenial karena dapat membuktikan bahwa Islam tak membatasi prestasi dan kontribusi khususnya bagi muslimah.
4. Muslimah berjiwa leadership
Menjadi muslimah yang bertanggungjawab, berani mengambil resiko, berhati besar sangat diperlukan saat ini. Seorang muslimah yang berani berkata tidak ketika yang harus dilakukan adalah hal yang buruk atau berkata maaf ketika melakukan kesalahan.
5. Memiliki responsibility tinggi
Muslimah harus berani bertanggungjawab untuk setiap kesalahan yang dilakukan dan kemauan untuk belajar dan berprogress atas segala dinamika yang dilalui.
BACA JUGA: Pendidikan Akhlak Jadi Solusi Dampak Negatif Generasi Milineal
6. Memiliki jiwa problem solving
Ketika seorang muslimah memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah, yang percaya bahwa Allaah memberikan masalah untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Selain itu, ketika kita sudah menyelesaikan permasalahan kita, baiknya sebarkan hikmah kepada orang lain agar dapat diambil pelajarannya.
7. Muslimah yang bersabar
Muslimah yang menyadari bahwa Allaah selalu melihat proses yang kita jalani. Disini muslimah juga harus terbiasa untuk ‘adore less and expect more’ juga menyadari bahwa ‘good things take time and everything come to you at the right time’. jadi bersabarlah selalu. []
Kirim ide/gagasan Anda sebagai mahasiswa lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.