Oleh: Eva Sofhatul Jamilah
evasofha@gmail.com
SECARA etimologi Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kosa kata salima yang berarti selamat atau sentosa. Dari kata ini kemudian dibentuk menjadi kata aslama yang berarti memeliharakan dalam keadaan selamat, sentosa, dan berarti pula berserah diri, patuh, tunduk, dan taat.
Dari kata aslama ini dibentuk islam (aslama yuslimu islaman) yang mengandung arti sebagaimana terkandung dalam arti pokoknya yaitu selamat, aman, damai, patuh, berserah diri, dan taat. (Abuddin, h.11). Islam merupakan agama yang membawa keselamatan di dunia maupun akhirat serta menjadi alasan hidup manusia untuk patuh, taat, dan berserah diri kepada-Nya. Di dalam Al-Qur’an (QS. Al-‘Imran [3] : 83), dijelaskan bahwa islam merupakan agama Allah tempat untuk berserah diri. Islam sebagai ketaatan dijelaskan dalam (QS. An-Nahl [16] : 52), kemudian Firman Allah SWT dalam QS. Al-Anfaal [8] : 61) :
ٱلْعَلِيمُ ٱلسَّمِيعُ هُوَ نَّهُإ ۚ اللَّهِ عَلَى وَتَوَكَّلْ لَهَا فَٱجْنَحْ لِلسَّلْمِ ا۟جَنَحُو وَإِن
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
BACA JUGA: Sebelum Islam Datang, Penduduk Madinah Rayakan Tahun Baru?
Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan.
Seperti yang terjadi baru-baru ini di Indonesia, adanya aksi damai 112 sebagai bentuk silaturahmi antar umat muslim untuk mempererat ukhwah islamiyah. Lain halnya di Negara tirai bambu atau China, muslim uighur yaitu muslim minoritas yang terdapat di China mendapat perlakuan tidak layak. Sering terjadinya penganiayaan karena tidak mematuhi peraturan pemerintah yang melanggar syariat Islam, seperti dilarang menggunakan hijab, dilarang berpuasa, dan lain-lain.
Sebagai manusia pastinya ingin selalu hidup dalam kondisi yang aman dan damai karena Islam selalu mengajarkan kedamaian. Oleh karena itu, perlakuan pemerintah China terhadap muslim uighur tidak mencerminkan bahwa manusia merupakan sebaik-baiknya makhluk diantara makhluk lain.
Dalam Islam manusia merupakan makhluk yang mulia, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya; “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak Adam, Kami angkut mereka didaratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” ( QS Al-Isra 70).
Berkaitan dengan manusia merupakan makhluk terbaik yang diciptakan Allah, maka apa arti manusia, bagaimana proses penciptaanya, dan apa tanggung jawab manusia (mukhayyar dan musayyar)?
Manusia
Menurut Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan. Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan unsur jasmani dan rohani serta memiliki tujuan hidup untuk mengabdi kepada Allah SWT . Sebagaimana dalil Al-Qur’an berikut: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Qs. Adz-Zariyat: 56)
Proses Penciptaan manusia
Proses penciptaan manusia dijelaskan Allah SWT dalam beberapa firman-Nya melalui berbagai fase atau tahapan. Salah satunya pada QS. Al-Mu’minun : 12-14: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.” (QS.al-mu’minun : 12 ) “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).” (QS.al-mu’minun : 13 ) “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”(QS.al-mu’minun : 14 )
Fase-fase penciptaan manusia antara lain: pertama, Sulalah min thin’ (saripati tanah); kedua, Nuthfah’ (air mani); ketiga, ‘Alaqah’ (segumpal darah); keempat, Mudghah’ (segumpal daging); kelima, ‘Idzam (tulang atau kerangka); keenam, Kisa al-‘idzam bil-lahm (penutupan tulang dengan daging atau otot); ketujuh, Insya (mewujudkan makhluk lain).
BACA JUGA: 7 Alasan Umat Islam Harus Kuasai Bahasa Arab
Tanggung jawab manusia (mukhayyar dan musayyar)
Syaikh an-Nabhani menelaah fakta perbuatan manusia itu dari segi apakah manusia dipaksa (musayyar) atau diberi hak pilih (mukhayyar). Ada dua jenis perbuatan manusia. Pertama, manusia dianggap musayyar, seperti manusia mengalami kecelakaan di luar kuasanya.
Hal tersebut disebut qadha, yaitu tidak ada perhitungan dosa dan pahala karena di luar jangkauan manusia atau kehendak Allah. Kedua, manusia dianggap mukhayyar, seperti minum khamr, berjudi, mencuri, atau melakukan segala sesuatu sesuai kehendaknya sendiri. Maka, hal tersebut adalah qadar, yaitu karakter khusus yang melekat pada segala sesuatu. Yang menetapkan qadar memang Allah tetapi manusia dituntut untuk bertanggung jawab atas pemanfaatannya yang berarti terdapat dosa dan pahala di musayyar.
Dengan demikian manusia harus bertanggung jawab atas perbuatan mukhayyar dan musayyar yang diperbuat. Manusia tidak bisa memilih ingin berbuat mukhayyar atau musayyar, karena keduanya sama-sama tidak bisa dilalui oleh manusia dan keduanya merupakan kehendak Allah.
Islam diperlukan bagi Manusia
Sudah banyak ayat Al-qur’an yang menjadi alasan mengapa manusia harus memeluk Islam. Seperti yang terdapat dalam (QS. Ali Imran: 19), yang menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang benar, lengkap, sempurna, dan satu-satunya agama yang diakui Allah; (QS. Al-Maidah: 18) ; (QS. An-Nisa’: 13-14), tentang jaminan masuk surga; (QS. Ali Imran: 85), dan lain-lain.
Agama dan manusia tidak dapat dipisahkan, karena manusia perlu mengetahui apa yang ada disekitarnya, bagaimana dia diciptakan, dari mana dia berasal, apa tanggung jawabnya selama di dunia, dan bagaimana cara mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.
Pertanyaan-pertanyyan seperti itu hanya bisa dijawab dengan agama. Dan agama yang paling dibenarkan dan dijanjiakan keselamatan serta kebahagiaanya oleh Allah adalah agama Islam. Sebagaimana firman Allah SWT: “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang mengagungkan. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisa’: 13-14).
Agama merupakan sumber dari segala kehidupan manusia. Tanpa agama manusia akan hidup tanpa arah, jika tidak ada arah maka manusia tidak dapat menemukan jalan menuju kebaikan dan kebenaran. Di dalam QS. Al-Baqarah: 120 Allah telah berfirman bahwa Islam adalah agama yang membawa jalan kebenaran.
Islam merupakan rahmatan lil ‘alamin, Islam selalu menebarkan kasih sayang terhadap seluruh alam semesta beserta isinya. Allah SWT berfirman dalam QS.Al-Anbiya:107: “Tidaklah Aku mengutusmu wahai Muhammad kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. al-Anbiya: 107). Rahmat ini tidak dirasakan oleh umat muslim saja tetapi non muslim pun ikut merasakan faidah dan maslahatnya. Tetapi perbedaanya Allah hanya akan menjamin kemaslahatan untuk orang-orang yang mengimani-Nya sampai hari akhir.
Selain rahmatan lil ‘alamin Islam juga mengajarkan hablumminannas (hubungan terhadap manusia). Karena manusia merupakan makhluk sosial, maka perlu ada alat untuk membantu manusia agar lebih mudah dalam bersosialisasi. Alat tersebut adalah Islam.
Dalam hablumminannas, Islam mengajarkan manusia agar lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat, dan hak asasi manusia.
BACA JUGA: Keadaan Umat Islam Akhir Zaman
Dalam Al-Qur’an Surat an-Nisaa ayat 135 merupakan perintah kepada orang-orang yang beriman untuk menjadi penegak keadilan, yaitu: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benarpenegak keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau Ibu, Bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia, kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemasalahatanya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dan kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau dengan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segalanya apa yang kamu lakukan.”
Dengan demikian, Islam sangat diperlukan bagi manusia karena banyak faedah (manfaat) dari Islam untuk manusia. Tetapi islam juga agama yang tidak memaksa, hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an yaitu: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2: 256) []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.