“Yang terbaik di masa jahiliyah, terbaik pula di masa Islam,” ungkapan itu terlontar dari lisan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam saat mengomentari pribadi Umar bin Khattab. Umar adalah sosok kontroversial yang bergabung dalam barisan dakwah Islam saat Islam berada di bawah tekanan hebat nonMuslim Quraisy.
Masuknya Umar tak hanya menjadi tameng bagi orang-orang yang lemah, juga menjadi salah seorang pelopor perkembangan Islam. Padahal, sebelumnya Umar dikenal sangat membenci Islam.
Dalam banyak kesempatan Rasulullah kerap memuji Umar setinggi langit. Nabi SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.”
BACA JUGA: Umar Sangat Hati-hati dengan Makanan Enak
Banyak ayat yang diturunkan Allah SWT berkenaan dengan diri Umar, bahkan untuk menasihatinya, seperti pelarangan minum khamar, pemisahan istri nabi dari orang-orang, pengenaan hijab bagi mereka. Dari Umar pulalah usulan tidak memakai terompet untuk panggilan adzan. Ia yang pertama kali memikirkan pengumpulan al-Quran dan menyatukannya dalam sebuah mushaf. Tak berlebihan bila Rasulullah menggelari Umar dengan al-Faruq, sang pembeda antara hak dan bathil.
Selama sepuluh tahun menjabat khalifah menggantikan Abu Bakar, Umar dikenal sebagai pemimpin yang berpendirian keras, adil, sangat teliti, wara’ dan sangat sederhana hidupnya. Ia tak terpengaruh perolehan ghanimah (harta rampasan perang) yang terus mengalir seiring dengan makin meluasnya wilayah kekuasaan Islam.
BACA JUGA: Zaman Khalifah Umar, Ada Gubernur yang Masuk Daftar Warga Miskin
Di masa pemerintahan Umar pasukan Islam berhasil menguasai seluruh Persia lewat pertempuran Qadisiyah. Pasukan Islam kemudian menaklukkan Syam dan membebaskan Palestina dari cengkeraman Romawi. Penyebaran Islam pada masa kekuasaannya hingga Mesir dan wilayah Afrika Utara lainnya. []