Oleh: Widianingsih Idey Widia
“Mama, Aku dicubit Rio,” jerit Feri histeris seraya berlari menuju rumahnya.
Mama Feri sontak, marah kemudian berteriak, “Hey, Rio dasar kamu anak nakal ya, beraninya nyubit anak saya, sini kamu sama Mama Feri dipukul,” hardik nya.
Rio pun segera berlari ke rumahnya, raut wajahnya menampakan ketakutan bukan alang kepalang.
Mama Feri segera menasihati anaknya, “Sudah kamu jangan main sama Rio lagi, dia anak nakal, bilang sama semua teman kamu, jangan mau main sama anak nakal itu,” seraya menarik tangan Feri masuk ke dalam rumah.
Baca Juga: Mau Punya Anak Pintar dan sholeh? Ini Doanya
Anak usia 4-5 tahunan yang mencubit temannya itu belum memahami fungsi tangannya. Alhasil dia belum memakai tangannya sesuai fungsi? Mengapa ini terjadi? Salah satu faktornya ada kecolongan pada fase 0-2 tahun anak tersebut. Dia tidak mendapatkan stimulus optimal dari orangtuanya. Faktor lainnya bisa hadi anak itu melihat model dari lingkungannya. Dia pernah mendapat cubitan juga dari lingkungan sekitar.
Apakah anak seperti itu bisa disebut anak nakal? Oh malangnya dia, akibat ketidaktahuan anak ini, orang di sekitarnya mencap dia anak nakal. Padahal yang salah bukan dia, yang nakal bukan dia, tapi orangtuanya.
Orangtuanya yang tidak mendidik dia memakai tangan dan kaki sesuai fungsi, sejak dia bayi. Orangtuanya malah kadang memberikan contoh yang salah kepada anak, misal saat anak jatuh, lalu anak menangis. Apa yang orangtua lakukan, tiba tiba mama memukul lantai dan bicara, “Huh dasar lantainya nakal, nih udah ya mama pukul.”
Jadi anak belajar hal yang salah, bahwa ketika dia tertimpa masalah cara menyelesaikannya dengan memukul. Begitupun dengan mencubit.
Orang dewasa lupa akan hal itu. Saat anak melakukan kesalahan sesungguhnya dia tidak bersalah, yang ada hanya sebuah keterlambatan tahap perkembangan.
Siapa yang salah? Yang salah adalah orang dewasa di sekitarnya. Orang dewasa yang sudah salah memberikan asuhan kepadanya.
Baca Juga: Labeling pada Anak, Hati-hati!
Adakah anak nakal? Ada jika setelah usia baligh tidak menjalankan perintah Nya dan tidak menjauhi larangan Nya.
Kalau masih kecil, tidak ada anak nakal, yang ada adalah orangtua yang kehabisan akal. Saat tak punya ilmu, melihat anak memiliki keterlambatan perkembangan bukan membuat program bermutu, namun sibuk memakai kekerasan baik verbal maupun non verbal.
Jadi berhenti memberikan label anak nakal pada anak usia dini, karena dia tidak salah sama sekali. Jika anak kita ada yang nyubit, bicara kepada anak, “Sayang, katakan kepada temanmu, aku tidak nyaman, aku sakit, tangan untuk bekerja, teman untuk disayang.” []