PALESTINA—Para dokter di Palestina khawatir dengan kehadiran epidemi ‘bakteri super’ yang kebal terhadap antibiotik di Gaza dan Tepi Barat. Kejadian ini akan semakin gawat mengingat layanan medis yang sudah tidak memadai di wilayah-wilayah yang diblokir Israel, Palestine Chronicle melaporkan pada Jumat (4/1/2019).
Situasi di Gaza, yang menjadi sasaran blokade oleh Israel dan Mesir, telah mencegah para profesional dan lembaga kesehatan untuk mendapatkan antibiotik dan obat-obatan. Bahkan sulit mendapatkan layanan dasar seperti listrik dan air, sehingga sulit untuk mengobati penyakit dengan cara yang tepat. Dokter tahu bahwa situasinya dapat menyebabkan epidemi seperti ini, tetapi hanya sedikit yang bisa dilakukan.
BACA JUGA: Program Pangan Dunia Rampas Bantuan Makanan bagi Rakyat Palestina
Dina Nasser, perawat pengendalian infeksi utama di rumah sakit Augusta Victoria di Yerusalem Timur yang juga bekerja di Gaza, mengatakan kepada Biro Investigasi Jurnalisme (TBIJ):
“Ini adalah masalah keamanan kesehatan global karena organisme kebal obat ini akan terus berkembang. Itu sebabnya komunitas global, bahkan mereka yang tidak peduli dengan Gaza, harus peduli dengan ini. ”
Wabah yang resisten terhadap antibiotik menemukan tempat berkembang biak di zona konflik karena orang harus berurusan dengan kelangkaan dan kekerasan. Di Gaza, dokter dipaksa untuk merawat pasien hanya sebagian, memberi mereka antibiotik yang tidak lengkap dan mengganti perawatan dengan apa yang tersedia.
BACA JUGA: Erdogan Puji Pengorbanan Rakyat Palestina dalam Mempertahankan Yerusalem
Dokter mengatakan bahwa pasien yang terluka akibat pekerjaan berisiko tinggi tertular bakteri super ini. Sekitar 2000 warga Gaza yang ditembak oleh tentara Israel yang masih bertahan hidup berpeluang besar terkena bakteri yang resisten. Hal ini tentu semakin mempersulit dokter memberikan perawatan terhadap mereka.[]
SUMBER: PALESTINE CHRONICLE