UMAIR bin Adiy al-Khatami, merupakan seorang yang buta. Ia seorang imam juga Qari dari Bani Khatamah.
Suatu ketika Umair bernazar, “Andai Rasulullah pulang dari Badar ke Madinah dalam keadaan selamat maka aku akan membunuh Ashma’.
Ashma’ bin Marwan merupakan seorang perempuan yang berasal dari Bani Khatamah di Madinah. Ia orang yang senantiasa memprovokasi kaum musyrikin dan para musuh Islam untuk memerangi Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Ia senantiasa menebarkan perpecahan diantara Aus dan Khazraj. Ia juga seorang penyair dan syairnya senantiasa menyakiti Rasulullah.
BACA JUGA: Murka Allah bagi Manusia Bersifat Sombong
Saat Rasulullah bersama sahabat pergi menuju Badar, Ashma’ mengolok-olok kaum muslimin dan mendukung orang-orang Quraisy.
Rasulullah kembali ke Madinah dalam keadaan selamat. Umair bertekad memenuhi nazarnya untuk membunuh Ashma’.
Di suatu malam Umair masuk ke rumah Ashma’. Ia menghampiri kamar Ashma’ yang tengah tidur bersama dengan anak-anaknya. Ia periksa satu persatu dengan tangannya untuk memastikan Ashma’ mengingat bahwa Umair merupakan seorang yang buta. Setelah memastika Ashma’, Umair lantas langsung menghujamkan pedang ke dadanya hingga tembus ke punggungnya. Lalu ia keluar dan pergi ke Masjid hingga Fajar tiba.
Setelah shalat Fajar, Umair bangkit lalu menemui Rasulullah. “Apakah engkau telah membuhuh Ashma’ putra Marwan, wahai Umair?” tanya Rasulullah.
Umair menjawab, “Iya aku yang membunuhnya, ya Rasulullah.”
“Berarti engkau telah membela Allah dan Rasul-Nya,” ucap Rasulullah kepada Umair.
Selanjutnya Rasulullah berkata kepada para sahabat, “Bila kalian ingin melihat orang yang telah membela Allah dan Rasulnya, tanpa terlihat orang, maka lihatlah Umair bin Adiy.”
Rasulullah menyebut Umair dengan sebutan, ‘Umair yang melihat’.
BACA JUGA: Layanilah Manusia, Niscaya Allah akan Melayanimu
Umair pulang ke Khatamah untuk menemui keluarganya. Ia melihat anak-anak Ashma’ sedang berkerumun diantara kerumunan orang yang sedang menguburkan Ashma’.
Mereka berkata kepada Umair, “Wahai Umair, apakah engkau yang telah membuhuhnya?”
Umair menjawab, “Ya, berilah makar kepadaku, jangan menunda-nunda. Demi Zat yang jiwaku berada ditangan-Nya, andaikan kalian semua mengucapkan seperti apa yang telah diucapkan oleh Ashma’, tentu akan kubunuh dengan pedangku ini. Hingga aku yang mati atau kalian.” []
Sumber: Nabi Muhammad di Hati Sahabat/ Penulis: Walid al-A’zhami/ Penerbit: Qalam/ 2016