NABI SAW bersabda, “الطهور شطر الإيمان“ Kebersihan itu separuh dari keimanan. Karenanya semakin baik keimanan seseorang maka semakin bersih giginya, tertata rapih rambutnya dan bersih lagi suci pakaiannya.
Iman itu bukan angan-angan, tetapi ia apa yang terbersit di dalam sanubari lalu dibuktikan dengan aksi nyata. Di antaranya adalah pandainya seorang mukmin menjaga kebersihan dirinya.
BACA JUGA: Begini Cara Bersihkan Tubuh atau Bejana yang Dijilat Anjing
Ibnu Al Jauzi mengatakan, “Kemalasan merawat tubuh itu berakibat negatif pada agama dan dunianya.”
Sebelum para pakar rambut memperhatikan tentang kebersihan rambut, 14 abad yang lalu sang Nabi SAW sudah berujar, “من كان له شعر فليكرمه” Barang siapa yang memiliki rambut hendaklah ia menghormatinya (yaitu dengan menyisirnya, memotongnya dan memberikannya minyak).
Separuh keimananan yang bernama kebersihan itu juga membuat seorang suami tidak hanya menuntut istrinya bersolek untuknya, namun ia pun tak sungkan berdandan untuk kekasih halalnya. Sering kali kita berhias untuk orang lain. Namun terhadap pasangan kita, kita tampil lusuh dan kusut.
Ibnu Abbas berkata, “Saya senang berdandan untuk istriku sebagaimana saya senang bila istriku berdandan untukku.“
Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang begitu bersih dan harum. Dalam hadist disebutkan, “ketika beliau mengangkat kedua tangannya ketiaknya berwarna putih, betisnya terlihat seperti batang kurma, beliau selalu membawa siwak dan ia tidak suka dicium kecuali dalam keadaan wangi.”
Mereka yang bersemburat iman dari hatinya juga sangat memperhatikan kebersihan pakaiannya, bukankah Allah memerintahkan Nabi SAW untuk mensucikan pakaiannnya dalam surat al Muddatsir sebelum beliau menebarkan firman-Nya.
Karena baju yang kotor dan tidak enak dilihat bisa menjadi penghalang dalam berinteraksi dan sebab gagalnya dakwah, itu semua karena manusia menilai apa yang tampak dan terlihat.
Ada sebuah ungkapan yang masyhur, “نحن نحكم بالظواهر والله يتولى السرائر” Kami menghukum apa yang tampak sedangkan Allah menguasai apa yang tidak terlihat.
Seorang ahli hikmah berkata: Orang yang mencuci pakaiannya akan sedikit kesedihannya ,dan orang yang wangi tubuhnya akan semakin cerdas otaknya.
Nabi SAW juga pernah bertanya kepada sahabat, “Kenapa kalian menghadap kepadaku dengan gigi yang kuning? Gosoklah gigi kalian.”
BACA JUGA: Hati Bersih Saad bin Abu Waqash dan Kebun Kurma Thalhah
Inilah pesan buat kita semua untuk memelihara kebersihan gigi, karena bisa jadi pesan dakwah itu terhambat karena bau dan kuningnya gigi kita.
Nabi SAW bersabda, “Seandainya tidak memberatkan umatku, maka pasti akan aku perintahkan mereka bersiwak setiap wudhu (setiap ingin shalat).’”
Seorang yang bersinar imannya juga sangat mencermati kebersihan kukunya, karena panjangnya kuku menjadi tempat bersemayamnya kototan dan penghalang air wudhu.
Ahli hikmah berkata, “Orang yang panjang kukunya adalah orang yang kikir.“
Ringkas kata, jika kita memang mengaku mencintai Nabi SAW, maka ikutilah jejak langkah insan yang suci dan elok pandang itu. Karena tanda cinta itu meneladani titah dan langkahnya.
Imam Syafi berkata, “لا تدع المحب إن المحب لمن يحب مطيع“ Janganlah kamu mengaku mencintai seseorang, karena pecinta itu patuh kepada orang yang ia cintai. []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor ,
S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2 : Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu*
*#Join channel Telegram:*
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari