RASULULLAH SAW sebagai manusia yang paling sempurna keimanannya sama sekali tidak pernah merasa diri paling benar atau merasa paling suci. Bahkan karena keimanannya yang sempurna itulah beliau tidak pernah berhenti untuk beribadah kepada Allah SWT.
Syekh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Jika Allah Ta’ala membukakan untukmu pintu (memudahkan) shalat malam, jangan memandang rendah orang yang tertidur. Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa (sunnah), janganlah memandang rendah orang yang tidak berpuasa. Dan jika Allah membukakan untukmu pintu jihad, maka jangan memandang rendah orang lain yang tidak berjihad. Sebab, bisa saja orang yang tertidur, orang yang tidak berupasa (sunnah), dan orang yang tidak berjihad itu lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu.”
BACA JUGA: Riya Itu ketika…
Syekh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah juga berkata, “Sungguh, engkau ketiduran sepanjang malam lalu menyesal di waktu pagi, lebih baik daripada melewati malam dengan ibadah tapi merasa bangga di pagi hari. Itu karena orang yang sombong, amalannya tidak akan naik ke sisi Allah.” (Madarij As-Salikin: 1/177).
Sebagai Muslim kita harus selalu ingat bahwa ketika jari telunjuk kita arahkan kepada saudara kita yang kita anggap salah, tidak suci, lebih berdosa, kurang beriman, dan dianggap tidak pantas masuk surga sejatinya ada empat jari lain yang mengarah ke diri kita sendiri.
Hal ini menunjukkan bahwa jangan sampai kita rajin dan sibuk melihat dan mengurusi kekurangan orang lain hingga membuat kita lupa berkaca pada diri sendiri yang juga penuh dengan kekurangan.
BACA JUGA: Merasa Diri paling Baik dan Rendahkan Orang Lain, Bagaimana? (1)
Dari Abu Hurairah ra berkata, “Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya,” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592, shahih secara mauquf).
Dari beberapa dalil di atas dapat disimpulkan bahwa kita tidak diperkenankan untuk bersikap merasa paling benar karena hal itu dapat mengarah pada kesombongan. Kesombongan dalam Islam sendiri merupakan salah satu penyebab munculnya penyakit hati dalam Islam. Di samping itu, perbuatan ini sangat dicela oleh Allah SWT. []